Loading...
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menerima informasi, baik tertulis maupun lisan. Ketika kita menerima informasi tersebut, kadangkala kita mengalami kesulitan dalam menerima dan memahami isinya. Apalagi jika informasi tersebut dalam bentuk lisan. Hal ini disebabkan karena ketidakjelasan lafal, tekanan, intonasi, dan jeda dari si pemberi informasi lisan tersebut. Untuk itu kita dituntut memelajari bagaimana memahami lafal, tekanan, intonasi, maupun jeda yang tepat agar tidak terjadi kasus serupa. Metode yang paling tepat untuk memelajari hal-hal tersebut adalah dengan mencoba berulang-ulang membaca secara lisan dan menyimak bacaan tersebut. Jadi, ada dua pihak yang berperan di sini untuk memperbaiki pemahaman lafal, tekanan, intonasi, maupun jeda7 yaitu antara si pembaca (pemberi informasi, khususnya lisan) dengan si penyimak.
Berbicara
Memahami Lafal Baku dan Tidak Baku
Ada dua bentuk pelafalan dalam bahasa kita, yaitu menggunakan lafal baku dan tidak baku. Kedua bentuk pelafalan ini dipergunakan dalam situasi yang berbeda. Pelafalan baku lebih tepat digunakan pada situasi-situasi resmi, baik lisan maupun tertulis, misalnya seminar, diskusi, wawancara lamaran pekerjaan, penulisan artikel ilmiah, dan sebagainya. Adapun untuk pelafalan tidak baku dapat Dipergunakan saat situasi tidiak resmi, misalnya, ketika berbicara dengan teman atau menulis surat kepada sahabat pena. Apa-bila penggunaan kedua pelafalan tersebut tidak dilakukan pada situasi yang sesuai, maka akan terjadi kejanggalan dalam berkomunikasi.
Membaca
Membaca Cepat untuk Memahami Informasi Tertulis
Apakah Anda menyadari bahwa kegiatan membaca belum menjadi budaya di kalangan masyarakat kita? Ya, masyarakat kita ternyata cenderung lebih menyukai budaya mendengar dan melihat daripada budaya mem-baca. Salah satu alasan klise yang sering diungkapkan oleh masya-rakat adalah mereka tidak memi-liki cukup waktu untuk membaca. Ironisnya, masyarakat memiliki banyak waktu untuk mendengar dan melihat (radio dan televisi).
Pada situasi inilah teknik membaca cepat sangat dibutuhkan untuk mengatasi permasalahan seperti di atas. Kita dapat meluangkan sedikit waktu untuk membaca dengan cara membaca cepat. Inti dari membaca cepat adalah bahwa tidak semua kata yang ada pada bacaan harus dibaca semuanya. Kita hanya perlu mencari informasi-informasi penting yang terdapat pada bacaan. Jadi, kita tidak membaca hal-hal yang tidak dibutuhkan.
Untuk meningkatkan kecepatan membaca, keterampilan dasar harus dilatih, yakni membaca dengan hanya mengandalkan gerakan mata, membaca frasa (bukan kata), dan cepat mengenali kata kunci. Konsentrasilah untuk mendapat-kan ide dan jangan melamun. Langkah-langkah seperti ini dapat memudahkan kita menyerap informasi dari sebuah bacaan.
Membedakan antara Fakta dan Pendapat dalam Teks
Salah satu tujuan kita mem-baca adalah untuk mendapatkan informasi. Informasi yang kita dapatkan tersebut dapat berupa fakta atau opini. Lalu, bagaimana cara kita membedakannya? Di dalam sebuah tulisan, seorang penulis perlu mengungkapkan fakta yang diperj elas dengan opini, demikian juga , sebaliknya. Hal ini dilakukan oleh penulis agar tulisannya dapat diterima pembaca. Fakta adalah hal/sesuatu yang tidak diragukan lagi kebenarannya, karena benar-benar terjadi. Sifatnya objektif. Artinya semua orang menyetujui/mengiyakan.
Pendapat/opini adalah hal/sesuatu yang kebenarannya masih perlu diuji, karena bentuknya masih berupa pendapat. Sifatnya subjektif.
Contoh:
a. Produk Blackberry yang sekarang beredar di pasaran Indonesia adalah seri 8707v yang didistribusikan di Indonesia melalui operator seluler XL. (Fakta)
b. Penggunaan Blackbery secara intens ditengarai sebagai salah satu penyebab rusaknya rumah tangga untuk kasus yang parah. (Opini)
Daftar Pustaka : Departemen Pendidikan Nasional
Loading...