Loading...
Definisi pendapatan nasional memberikan gambaran kepada kita bahwa pendapatan nasional dapat dipahami dalam tiga pendekatan. Oleh karena itu, dalam perhitungannya, pendapatan nasional dapat dilakukan dalam tiga pendekatan pula: (1) pendekatan produksi, (2) pendekatan pendapatan, dan (3) pendekatan pengeluaran.
- Pendekatan Produksi.
Menurut pendekatan ini, pendapatan nasional dihitung dengan menjumlahkan nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai lapangan usaha (sektor) dalam suatu negara selama satu tahun. Di Indonesia, sektor-sektor produksi dibagi menjadi 9 sektor, yaitu: (1) pertanian; (2) industri pengolahan; (3) pertambangan dan galian; (4) listrik, air dan gas; (5) bangunan; (6) pengangkutan dan komunikasi; (7) perdagangan, hotel, dan restoran; (8) bank dan lembaga keuangan, dan sewa perusahaan; (9) jasa-jasa lain. Yang dijumlahkan dalam perhitungan ini bukanlah nilai akhir dari barang dan jasa, melainkan nilai tambah dari barang dan jasa.
Coba perhatikan rangkaian gambar di atas. Untuk memproduksi kemeja harus diproduksi lebih dahulu kain, benang, dan kapas. Kemeja dibuat dari kain, kain dibuat dari benang, dan benang dibuat dari kapas. Jika kita menjumlahkan nilai akhir (harga dikalikan dengan volume yang diproduksi) dari kemeja, kain, benang, dan kapas, niaka akan timbul apa yang dinamakan penghitungan ganda (double counting).
Hal ini terjadi karena dalam nilai akhir kemeja sudah terkandung sebagian nilai akhir kain. Dalam nilai akhir kain sudah terkandung nilai akhir benang, dan dalam nilai benang terdapat nilai akhir dari kapas. Begitu seterusnya. Oleh karena itulah, untuk memperoleh total produk yang dihasilkan suatu negara, harus digunakan nilai tambah (value added).
Secara matematis, pendekatan produksi dapat ditulis dengan, Di bawah ini kita akan menyimak contoh perhitungan nilai tambah yang disajikan dalam Tabel 7.1. Diasumsikan bahwa volume masing-masing produk yang diproduksi adalah satu. Bila harga masing-masing barang diketahui, maka nilai tambah dapat dihitung.
Menurut Tabel 7.1, sumbangan empat jenis barang tersebut bagi pendapatan nasional adalah jumlah seluruh nilai tambah, yakni Rp 20.000,00, dan bukan Rp 45.000,00.
Penghitungan pendapatan nasional dengan pendekatan produksi sangat terkait dengan dua konsep produksi nasional, yaitu Gross Domestic Product (GDP) dan Gross National Product (GNP). Perbedaan keduafiya terletak pada sudut pandang pihak yang melakukan produksi. Pada GNP, digunakan istilah "national' karena sudut pandang yang digunakan adalah status kewarganegaraan.
Dengan batasan ini, GNP hanya mencakup jumlah barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga suatu negara baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Pada GDP, digunakan istilah "domestic" karena sudut pandang yang digunakan adalah wilayah suatu negara. Dengan batasan ini, GDP hanya mencakup jumlah barang dan jasa yang dihasilkan dalam suatu negara, baik warga negara maupun warga asing.
GDP dapat lebih besar atau lebih kecil dari pada GNP. Jika GDP suatu negara lebih besar dari GNP nya, maka peranaman modal asing (PMA atau investasi asing) di negara itu lebih besar daripada penanaman modal negara itu di luar negeri. Kondisi ini sering terjadi pada negara-negara yang sedang berkembang.
Selisih jumlah GDP dengan GNP disebut Net Factor Paymenttatau Net-Factor In-come to Abroad. Net factor paymenit ini adalah jumlah neto dari pendapatan orang asing dis dalam negeri dikurangi dengan pendapatan warga negara sendiri di luar negeri. Jadi, dapat dikatakan pula bahwa GNP adalah GDP dikurangi Net Factor Payment.
- Pendekatan Pendapatan.
Menurut pendekatan ini, penclapatan nasional dihitung dengan menjumlahkan seluruh pendapatan yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa yang diproduksi di suatu negara selama satu tahun.
Faktor-faktor produksi seperti tanah, modal, tenaga, dan wiraswasta (entrepreneur) yang digunakan dalam proses produksi diberikan balas jasa berupa sewa, bunga, upah atau gaji, dan laba. Karena faktor-faktor produksi tersebut dimiliki oleh seorang atau sekelompok orang dalam masyarakat, maka balas jasanya kembali pada masyarakat sebagai pendapatan nasional. Pendapatan nasional dengan pendekatan pendapatan dapat ditulis secara matematis sebagai berikut.
Pendapatan nasional yang dihitung dengan pendekatan pendapatan dikenal dengan sebutan Gross National Income (GNI). Jika GNI dikurangi dengan penyusutan barang-barang modal disebut Net National Income (NNI).
- Pendekatan Pengeluaran.
Menurut pendekatan ini, pendapatan nasional dihitung dengan menjumlahkan seluruh pengeluaran untuk membeli barang dan jasa yang diproduksi di suatu negara dalam satu tahun. Pengeluaran yang dijumlahkan itu terdiri atas:
- Pengeluaran konsumsi perorangan dari rumah tangga (personal consumption expenditure), berupa pengeluaran untuk pembelian barang dan jasa untuk pemenuhan kebutuhan saat ini.
- Investasi domestik bruto, berupa: bangunan-bangunan baru, alat-alar produksi yang tahan lama, dan persedian barang-barang oleh perusahaan. Termasuk pula di dalamnya adalah investasi yang dilakukan oleh pemerintah, seperti membangun jembatan, jalan, dan jaringan irigasi. Dalam konteks Indonesia, investasi ini sering disebut dengan Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto
- Pengeluaran konsumsi pemerintah (government expenditure) yang terlihat dalam pengeluaran rutin pemerintah, seperti membayar gaji pegawai negeri dan membeli peralatan kantor.
- Ekspor neto, yaitu selisih antara ekspor dengan impor. Ekspor merupakan sejumlah barang dan jasa dalam negeri yang dibeli oleh pihak luar negeri sehingga menambah pendapatan nasional.
Sementara impor merupakan sejumlah barang dan jasa luar negeri yang dibeli oleh pihak dalam negeri. Pada penghitungan pendapatan nasional, impor merupakan faktor pengurang penghitungan karena produksi barang impor dilakukan di luar negeri sehingga tidak masuk dalam pendapatan nasional. Secara matematis, penghitungan pendekatan pengeluaran dapat ditulis sebagai berikut.
Daftar Pustaka: PT. Phibeta Aneka Gama
Loading...