Loading...
Krisis ekonomi dalam negeri akibat Revolusi Industri mendorong Inggris untuk menempatkan tanah jajahan sebagai pasar sekaligus lahan penanaman modal. Berkat Revolusi Industri, Inggris menjadi negara industri terkemuka di dunia ketika itu. Kemampuan menghasilkan berbagai hasil industri dalam waktu cepat dan dengan jumlah besar menempatkan Inggris sebagai pusat perdagangan dunia.
Barang-barang buatan industri Inggris diminati karena harganya relatif lebih murah. (Dengan bantuan mesin-mesin, barang-barang yang dihasilkan akan jauh lebih banyak dibandingkan dengan menggunakan tenaga manusia, sehingga harganya pun dapat ditekan.Inggris pun seolah menjadi "warung" yang menyediakan berbagai barang kebutuhan dunia, khususnya Eropa. Itulah sebabnya, Inggris ketika itu dijuluki The Workshop of The World.
Keadaan yang menguntungkan Inggris itu menyurut, saat Revolusi Industri melanda Eropa Daratan. Negara-negara di Eropa yang tadinya mengimpor barang-barang dari Inggris kini dapat mengembangkan industrinya sendiri. Di lain pihak, produksi barang-barang terus berlangsung di Inggris.
Akibatnya, bertumpuklah barang-barang hasil industri di dalam negeri, sehingga jumlah persediaan barang-barang melebihi jumlah yang dibutuhkan. Dari pe1ajaran ekonomi, tahukah kalian apa akibatnya kalau dalam suatu negara jumlah penawaran lebih besar daripada jum1ah permintaan? Jawabnya, harga barang akan turun.
Kondisi inilah yang terjadi di Inggris ketika itu. Kondisi seperti ini jelas amat tidak menguntungkan. Kalau harga barang menjadi terlalu rendah, upah kerja akan ikut turun, dan nilai mata uang pun akan terganggu.
Keadaan tadi semakin buruk sejak Napoleon dari Perancis menjalankan politik Continental Stelsel. Perancis bersama sekutunya berusaha memblokade Inggris sehingga barang-barang Inggris sama sekali tidak dapat masuk ke Eropa Daratan.
Kalau blokade ini dibiarkan berhasil, industri Inggris dengan sendirinya akan lumpuh. Kegiatan industri akan berhenti karena tidak ada lagi modal yang diperoleh dari penjualan barang-barang hasil industri. Untuk menyelamatkan kepentingan perekonomiannya, pemerintah Inggris mengubah kebijakan politiknya terhadap tanah jajahan.
Se1ama ini, Inggris memperlakukan tanah jajahan sebagai sumber eksploitasi. Namun sesudah munculnya krisis Revolusi Industri, Inggris harus memperlakukan tanah jajahan secara baru. Bertumpuknya barang hasil industri di dalam negeri dapat diatasi dengan mengirimkannya ke tanah jajahan.
Untuk apa? Untuk dijual tentunya. Tampaklah di sini,tanah jajahan kini diperlakukan sebagai pasar barang hasil industri. Kalau terjadi seperti itu, permintaan dan penawaran akan seimbang, sehingga harga pun menjadi stabil. Perekonomian di Inggris dapat diselamatkan. Perlakuan terhadap tanah jajahan sebagai pasar barang hasil industri pada gilirannya akan membawa dampak berikut:
1. Inggris harus meningkatkan perekonomian tanah jajahan.
Tindakan ini diperlukan agar rakyat di tanah jajahan mampu membeli barang-barang impor dari Inggris. Upaya tersebut antara lain diwujudkan melalui pemberlakuan Sistem Sewa Tanah. Sistem ini membawa hasil cukup menggembirakan di India.
Upaya selanjutnya adalah menyelenggarakan pendidikan dan fasilitas terkait untuk membina usahawan-usahawan pribumi yang mampu bersaing. Yang perlu dicatat, peme-rintah diharapkan tidak ikut campur dalam persaingan ini, agar usahawan pribumi memiliki kesempatan seluas-luasnya untuk berkembang.
2. Meningkatnya perekonomian di tanah jajahan akan menguntungkan dua belah pihak.
Di pihak tanah jajahan, meningkatnya perekonomian dengan sendirinya akan menaikkan tingkat kemakmuran ralwatnya. Kemakmuran itu paling jelas ditandai oleh me-ningkatnya daya beli. Penduduk tanah jajahan semakin mampu memenuhi kebutuhannya sekaligus mening-katkan taraf hidupnya.
Sedangkan di pihak Inggris, keuntungan yang diraih dari penjualan hasil industrinya akan ikut meningkat. Karena meningkatnya daya beli, semakin banyak penduduk yang mampu mengkonsumsi barang impor dari Inggris tersebut.
3. Semakin meningkatnya kemakmuran di tanah jajahan membuka peluang bagi para pengusaha Inggris untuk menanamkan modal usahanya di sana. Penanaman modal usaha ini semakin mungkin , mengingat sudah ada usahawan pribumi yang cukup maju. Kerja sama antara usahawan Inggris dengan usahawan pribumi itu menghasilkan manfaat rangkap.
Di satu pihak, dengan kekuatan modal yang lebih baik, terbukalah kesempatan bagi usahawan pribumi untuk membuka lapangan usaha baru di tanah jajahan. Di lain pihak, lapangan usaha di tanah jajahan dapat berfungsi menjadi sumber bahan mentah untuk industri. Dengan demikian, investasi seperti ini semakin memperlancar lalu lintas uang dan barang, baik di negeri Inggris sendiri maupun di tanah jajahan.
Perlakuan baru terhadap tanah ja-jahan sebagai pasar barang hasil industri pernah juga melanda Indonesia. Kalau kalian masih ingat, hal itu terjadi saat diberlakukannya Undang-undang Agraria Tahun 1870. Namun, karena kondisi yang berbeda dengan tanah jajahan Inggris, rakyat Indonesia ketika itu tidak siap menerima arus barang impor dan penanaman modal.
Daftar Pustaka: Erlangga
Loading...