Loading...
Sejauh ini pembahasan kita tentang permintaan itu bersifat kualitatif, tidak kuantitatif. Pada pembahasan tersebut, kita hanya membicarasan arah perubahannya (naik atau turun), tetapi tidak merinci seberapa besar kenaikan atau penurunannya. Untuk menghitung sejauh mana permintaan dan penawaran barang atau jasa itu bereaksi terhadap harga barang atau jasa, para ekonom menggunakan konsep dastisitas.
Pemahaman tentang elastisitas ini sangat penting bagi para pengambil keputusan, antara lain bagi produsen atau pemerintah. Bagi produsen, sebelum ia memutuskan menurunkan harga suatu barang produksi, ia harus memastikan terlebih dahulu apakah penurunan harga jual barang tersebut juga akan meningkatkan permintaan dengan perbandingan yang sama.
Begitu pula bagi pemerintah, pemahaman tentang elastisitas sangat penting terutama dalam penentuan besarnya pajak dan subsidi. Pemerintah harus memperhitungkan apakah kenaikan cukai berpotensi untuk menurunkan penjualan rokok atau tidak. Dalam hal penentuan subsidi, misalnya, pemerintah harus menganalisis apakah pengurangan subsidi pupuk berpengaruh pada pendapatan petani atau tidak.
- Elastisitas Permintaan terhadap Harga
Hukum permintaan menyatakan bahwa penurunan harga suatu barang, ceteris paribus, akan menaikkan kuantitas atau tingkat permintaan barang tersebut. Elastisitas permintaan (pemuluran permintaan) terhadap harga mengukur seberapa banyak kuantitas permintaan atas suatu barang berubah mengikuti perubahan harga barang tersebut.
Dapat pula dikatakan bahwa elastisitas permintaan terhadap harga mengukur seberapa peka jumlah permintaan barang tertentu apabila harga barang tersebut berubahubah. Nilai elastisitas permintaan itu selalu negatif mengingat hukum permintaan menunjukkan hubungan negatif atau berbanding terbalik antara harga dan jumlah permintaan.
Jumlah pembeli yang berkumpul di toko pakaian pada saat "cuci gudang" misalnya, menunjukkan kepekaan permintaan barang tersebut terhadap perubahan harga. Begitu pula dengan merosotnya permintaan TV merek tertentu akibat kenaikan harga, menunjukkan kepekaan produk tersebut terhadap perubahaan. harga. Sementara itu, tetap stabilnya permintaaan beras, meskipun harga dinaikkan menunjukkan tidak pekanya barang kebutuhan pokok tersebut terhadap perubahan harga.
Implikasi apakah yang dapat kita tarik dari contoh-contoh di atas? Contoh-contoh di atas memperlihatkan pengaruh perubahan harga terhadap tingkat permintaan atau pembelian. Begitu juga sebaliknya. Elastisitas permintaan berarti menunjukkan perbandingan antara perubahan relatif antara jumlah barang atau jasa yang dibeli (Aq) dengan perubahan relatif harga (Ap). Hasil perbandingan tersebut lazim dinamakan koefisien elastisitas permintaan. Secara sederhana koefisien elastistas permintaan (Ed) dapat dirumuskan sebagai berikut.
Dari berbagai koefisien elastistas permintaan sebagaimana dihasilkan oleh rumus di atas, dapat kita rincikan macam-macam elastistas permintaan sebagai berikut.
- Permintaan Elastis (E d > 1).
Suatu permintaan dikatakan elastis jika permintaan tersebut memiliki koefisien elastisitas permintaan lebih besar daripada 1. Keadaan ini terjadi apabila persentase perubahan permintaan lebih besar daripada persentase perubahan harga. Sebagai cantoh, harga celana jeans di suatu toko turun dari Rp 50.000 menjadi Rp 49.000 sementara kuantitas permintaan melonjak dari 5.000 menjadi 6.000. Elastisitas permintaan berdasarkan rumus di atas dapat dihitung sebagai berikut.
Dari Peraga 3.13 terlihat bahwa perubahan harga dari Po ke mengakibatkan perubahan permintaan dari Qo ke Q1. Kenyataan bahwa garis (20(21 > PoPi menunjukkan bahwa permintaan tersebut bersifat mulur (elastis), E > 1. Jadi permintaaan elastis adalah permintaan yang mudah dipengaruhi oleh perubahan harga. Jika harga berubah sedikit saja maka akan diikuti oleh perubahan permintaan lebih besar. Permintaan elastis umumnya berlaku untu barang-barang mewah.
- Permintaan Inelastis (Ed < 1).
Suatu perrnintaan dikatakan lastis jika permintaan tersebut koefisien elastisitas lebih daripada 1. Keadaan ini thrjadi apabila persentase perubahan taan lebih kecil daripada persentase perubahan harga. Sebagai contoh, jumlah permintaan kue bolu di suatu toko makanan merosot dari 25.000 menjadi 24.500. Gejala itu merupakan akibat dari kenaikan harga kue bolu dari Rp 250 menjadi Rp 300. Elastisitas permintaan kue bolu tersebut dengan demikian dapat dihitung sebagai berikut.
Permintaan kue bolu di atas dengan demikian adalah inelastis. Dari Peraga 3.14 terlihat bahwa perubahan harga dari Po ke diikuti oleh perubahan permintaan dari Qo ke Q1, dan besar perubahan kuantitas barang diminta ternyata lebih kecil dari perubahan harga barang tersebut, QOQ1 < PoPi. Hal ini menunjukkap permintaan barang bersifat tidak elastis (inelastis) karena Ed < Jadi permintaan inelastis adalah permintaan yang tidak mudah dipengaruhi oleh perubahan harga. Permintaan inelastis umumnya berlaku pada bahan makanan dan bahan kebutuhan pokok.
- Permintaan Elastis Uniter (Ed = 1).
Suatu permintaan dikatakan elastis uniter jika permintaan tersebut memiliki koefisien elastisitas permintaan sama dengan 1. Keadaan ini terjadi apabila persentase perubahan permintaan sama dengan persentase perubahan harga. Sebagai contoh, harga seperangkat komputer turun dari Rp 3.000.000 menjadi Rp 2.800.000. Gejala ini diikuti dengan kenaikan perminthan dari 6.000 unit menjadi 6.400 unit. Pada kasus ini, elastisitas permintaan dapat dihitung sebagai berikut.
Dari Peraga 3.15 terlihat bahwa perubahan harga dari Po ke diikuti oleh perubahan permintaan dari Qo ke Q1, dan besar perubahan kuantitas barang diminta sama dengan perubahan harga barang tersebut, Q0(21 = PoPi. Hal ini menunjukkan bahwa permintaan itu elastis uniter.
- Permintaan Elastis Sempurna (Ed (tak terhingga)).
Suatu permintaan dikatakan elastis sempurna jika permintaan tersebut memiliki koefisien elastisitas permintaan sama dengan tidak terhingga. Keadaan ini terjadi apabila pada harga yang tetap, besarnya permintaan tidak terhingga.
Dengan kata lain, pada harga tetap, berapa pun banyaknya suatu barang tersedia akan habis dibeli. Contoh paling jelas adalah BBM (Bahan Bakar Minyak). Dalam keadaan harga tetap, permintaan BBM terus mengalir. Perhatikan Peraga 3.16 dan perhatikan pula perhitungan elastisitas tersebut.
Dari Peraga 3.16 terlihat kurva permintaan DD membentuk garis horizontal setinggi harga. Pada tingkat harga yang sama, permintaan terus bertambah.
- Permintaan Inelastis Sempurna (Ed= 0).
suatu permintaan dikatakan inelastis sempurna jika permintaan tersebut memiliki koefisien elastisitas permintaarr sama dengan 0. Keadaan ini terjadi apabila pada tingkat harga yang berbeda-beda, besarnya permintaan tidak berubah.
Dengan kata lain, berapapun besarnya harga suatu barang sama sekali tidak berpengaruh pada jumlah barang yang diminta.
Sebagai contoh, kenaikan harga garam dapur dari Rp 450 menjadi Rp 500 atau turun menjadi Rp 400 sama sekali tidak berpengaruh terhadap besarnya permintaan garam. Meskipun keadaan harga berubah-ubah, jumlah permintaan garam tetap. Perhatikan Peraga 3.17 dan perhatikan pula perhitungan elastisitas tersebut.
Peraga 3.17 menunjukkan bahwa kurva permintaan berbentuk vertikal (tegak lurus) pada Q. Hal ini menunjukkan bahwa berapa pun tingkat harganya, jumlah permintaannya tetap.
Dari penjelasan di atas, paling tidak ada 4 faktor yang mem-pengaruhi elastisitas permintaan. Keempat faktor itu adalah sebagai berikut.
1. Tingkat Besar Kecilnya Intensitas Kebutuhan Atas Benda Itu.
Jika kebutuhan akan benda itu sangat besar, maka pengaruh kenaikan harga terhadap permintaan sedikit sekali. Jumlah permintaan itu tetap atau sedikit sekali berkurang. Itulah mengapa angka elastisitas permintaan semacam itu kecil.
2. Keberadaan Benda Substitusi yang Dapat Menggantikan Benda Tersebut.
Mentega, misalnya. Mentega merupakan pengganti margarine. Jika harga mentega naik maka orang tidak akan lagi membeli mentega tetapi akan menggantinya dengan margarine yang lebih murah harganya. Dalam hal itu angka permintaan sangat besar. Jika suatu benda tidak ada substitusinya, maka angka elastisitasnya kecil, berarti perubahan harga sedikit pengaruhnya terhadap jumlah permintaan.
3. Besar Kecilnya Penghasilan Konsumen.
Konsumen yang memiliki penghasilan yang tinggi tidak akan banyak mengurangi jumlah permintaannya atas suatu benda meskipun harga benda tersebut naik. Sebaliknya, konsumen yang tingkat penghasilan-nya rendah akan banyak mengurangi jumlah permintaannya. Jadi, konsumen yang penghasilannya tinggi memiliki angka elastisitas permintaan yang kecil, sementara konsumen yang penghasilannya rendah memiliki angka elastisitas yang besar.
4. Bagian dari Pendapatan
Dibelanjakan untuk Suatu Barang atau Perbandingan Pendapatan dan Harga. Apabila jumlah pendapatan yang dibelanjakan untuk suatu barang tidak begitu besar, maka peningkatan harga barang tersebut kemungkinan tidak akan mempengaruhi permintaan.
Sebagai contoh, apabila sekantong plastik garam meja hanya berharga Rp 100, maka kenaikan harga menjadi Rp 125 tidak akan mempengaruhi jumlah permintaan. Contoh lain, apabila orang tidak membeli suatu produk dengan frekuensi yang tinggi (misalnya jas hujan ‘ atau payung), maka kenaikan harga produk tersebut kemungkinan hanya memberi pengaruh yang kecil terhadap permintaan.
Daftar Pustaka: PT. Phibeta Aneka Gama
Loading...