Loading...
Penghitungan pendapatan nasional bertujuan untuk mendapatkan taksiran akurat mengenai nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu negara selama satu tahun. Manfaat-manfaat dilakukannya penghitungan pendapatan nasional itu antara lain sebagai berikut.
1. Menjadi Sumber Informasi bagi Pemerintah
Data pendapatan nasional digunakan oleh pemerintah untuk menilai efektivitas kebijakan-kebijakan yang telah diambil. Misalnya, untuk menilai pengaruh kebijakan perubahan tingkat pajak terhadap pengeluaran masyarakat suatu negara, maka dilihat seberapa besar pengaruhnya terhadap perubahan pendapatan nasional.
Kecenderungan (trend) perkembangan pendapatan nasional juga digunakan oleh pemerintah untuk mengidentifikasi masalah dan merencanakan program penanggulangan masalah tersebut. Misalnya, kenaikan pendapatan nasional diikuti dengan kenaikan keinginan masyarakat untuk membeli lebih banyak mobil pribadi. Kenaikan jumlah mobil pribadi akan menimbulkan masalah baru berupa tidak memadainya lagi lebar jalan raya yang tersedia. Oleh karena itu, pemerintah perlu merencanakan program pelebaran jalan lebih dulu.
2. Mengetahui Struktur Perekonomian
Dari penghitungan Pendapatan Nasional Bruto, kita dapat mengetahui struktur perekonomian suatu negara. Misalnya, jika sumbangan terhadap pendapatan nasional lebih besar dan sektor industri, maka struktur perekonomian negara tersebut bergerak kepada negara industri.
Coba kalian perhatikan Tabel 7.2 dan Peraga 7.2 dari penghitungan pendapatan nasional. Sektor mana yang dominan sebagai penyumbang pendapatan nasional. Diskusikan dengan temanmu, struktur perekonomian apa yang cocok untuk negara tersebut?
3. Mengetahui Struktur Perekonomian Antardaerah
Dengan membandingkan produksi dan pendapatan daerah dan jumlah penduduk masing-masing daerah, akan diketahui bahwa kehidupan ekonomi daerah yang satu berbeda dengan daerah lainnya.
4. Memperkirakan Perubahan Pendapatan Riil
Penghitungan pendapatan nasional memungkinkan suatu negara mengetahui perubahan pendapatan riil penduduknya.
5. Membandingkan Kemajuan Ekonomi Antarnegara
Penghitungan pendapatan nasional memungkinkan dilakukannya perbandingan kemajuan ekonoimi antarnegara. Perbandingan itu bisa dilaksanakan berdasarkan wilayah, misalnya antarnegara ASEAN, antarnegara maju atau antarnegara sedang berkembang.
Analisa Pendapatan Nasional
Analisa pendapatan nasional tidak hanya sebatas penentuan besarnya pendapatan nasional, tetapi juga sumber-sumber pendapatan nasional. Analisa ini bergantung pada pendekatan yang digunakan dalam menghitung pendapatan nasional.
Misalnya, pada pendekatan produksi kita dapat menganalisa lapangan usaha mana yang paling berkontribusi dalam pendapatan nasional sebuah negara. Demikian halnya dengan pendekatan perhitungan yang lain.
Di Indonesia, penghitungan pendapatan nasional yang dilakukan oleh pemerintah lebih menekankan penggunaan pendekatan produksi dan pengeluaran. Pendekatan pendapatan hampir tidak pernah digunakan karena penghitungannya dirasa lebih sulit dibandingkan dua pendekatan yang lain.
Itulah sebabnyi, Badan Pusat Statistik (BPS) hanya mengeluarkan penghitungan pendapatan nasional berdasarkan pendekatan produksi dan pendekatan pengeluaran. Selanjutnya, kita akan melakukan analisa terhadap pendapatan nasional berdasarkan dua pendekatan tersebut, yaitu pendekatan produksi dan pendekatan pengeluaran.
Analisa penghitungan pendapatan nasional dengan pendekatan produksi diawali dengan menentukan Produk Domestik Bruto (PDB) melalui penjumlahan nilai tambah barang dan jasa yang dihasilkan oleh berbagai lapangan usaha (sektor) di suatu negara selama satu tahun.
Tujuannya adalah untuk mengetahui besarnya sumbangan berbagai sektor dalam mewujudkan pendapatan nasional. Kita dapat mengambil contoh PDB Indonesia menurut lapangan usaha 2003 pada Tabel 7.2 dan Peraga 7.2
Berdasarkan Tabel 7.2, diperoleh bahwa PDB Indonesia untuk tahun 2003 adalah sebesar Rp 1.786,6 trilyun. Dari besaran PDB tersebut, sumbangan terbesar diberikan oleh sektor industri pengolahan sebesar Rp 440,451 trilyun atau sebesar 25% dari PDB total. Sementara sumbangan terkecil diberikan sektor listrik, gas,dan air rnlinum, yaitu sebesar Rp 39,665 trilyun atau sebesar 2,22% dari PDB total.
Selanjutnya, bila produksi nasional dibagi menjadi produk barang dan produk jasa, maka sektor penghasil barang (sektor 1-5) merupakan sektor penyumbang terbesar, yaitu Rp 1.074,7 trilyun atau 61°/0 dari PDB. Sektor penghasil jasa (sektor 6-9) sendiri menyumbang Rp 712,0 triliun atau 39°/0 dari PDB.
Pendekatan analisa lain adalah melalui hasil penghitungan pendapatan nasional Indonesia dengan pendekatan pengeluaran yang oleh BPS dinamakan "Produk Domestik Bruto Menurut Penggunaan", sebagaimana tampak dalam Tabel 7.3. Dapat kita lihat bahwa hasil penghitungan PDB menurut penggunaan jumlahnya sama dengan hasil penghitungan PDB menurut lapangan usaha, sebagaimana terdapat pada Tabel 7.2 sebelumnya.
Tabel 7.3 memperlihatkan pada kita bahwa perekonomian In-donesia masih didominasi oleh pengeluaran konsumsi rumah tangga. Untuk 2002, sekitar 67% perekonomian Indonesia digerakkan oleh pengeluaran konsumsi rumah tangga dan meningkat sebesar 6,7% bila dibandingkan dengan konsumsi rumah tangga di tahun 2001.
Komponen lain yang tercatat juga mengalami pertumbuhan yang positif. Investasi atau PMTDB, ekspor, dan impor masing-masing mengalami pertumbuhan sebesar 30,6%, 27,4%, dan 31,3%.
Daftar Pustaka: PT. Phibeta Aneka Gama
Loading...