Loading...

Pengertian dan Dasar Pengambilan Keputusan

Loading...
1. Pengertian Keputusan
Pengambilan keputusan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi individu maupun organisasi. Mengambil keputusan kadang-kadang mudah tetapi lebih sering sulit sekali. Kemudahan atau kesulitan mengambil keputusan tergantung pada banyaknya alternative yang tersedia. Semakin banyak alternative yang tersedia,kita akan semakin sulit dalam mengambil keputusan.

Seorang wirausahawan harus membuat keputusan setiap hari. Keputusan yang di ambil memiliki tingkat yang berbeda-beda. Ada keputusan yang tidak terlalu berpengaruh terhadap organisasi, tetapi ada keputusan yang dapat menentukan kelangsungan hidup organisasi, tetapi ada keputusan yang dapat menentukan kelangsungan hidup organisasi. Oleh karena itu,wirausahawan hendaknya keputusan dengan hati2 dan bijaksana.

2. Jenis-Jenis Keputusan Jenis keputusan dalam sebuah organisasi dapat digolongkan berdasarkan banyaknya waktu yang diperlukan untuk mengambil keputusan tersebut. Bagian mana organisasi harus dilibatkan dalam mengambil keputusan, dan pada bagian organisasi mana keputusan tersebut difokuskan.

Secara garis besar keputusan digolongkan ke dalam keputusan rutin dan keputusan yang tidak rutin. Keputusan rutin adalah keputusan yang sifatnya rutin dan berulang-ulang, dan biasanya telah dikembangkan cara tertentu untuk mengendalikannya. Contoh keputusan rutin adalah penyusunan APBN oleh pemerintah. 

Keputusan tidak rutin adalah keputusan yang diambil pada saat-saat khusus dan tidak bersifat rutin. Contoh keputusan tidak rutin adalah apakah seorang wirausahawan akan membuka cabang di luar kota. Keputusan ini merupakan keputusan sekali pakai.

Wirausahawan harus mempertimbangkan apakah tokonya mampu bersaing dengan toko swalayan lain di tempat dimana cabang akan dibuka, apakah lokasinya strategis, apakah sumber daya manusianyan memadai, dan lain-lain. 

Dalam mengambil keputusan, baik yang bersifat rutin maupun tidak, ada dua metode yang digunakan oleh seorang wirausahawan. Metode pertama adalah metode tradisional, dimana pengambilan keputusan lebih berdasarkan pada intuisi dan kebiasaan. 

Metode yang kedua adalah metode modern, dimana pengambilan keputusari didasarkan pada perhitungan rnatematis dan penggunaan instrumen yang bersifat modem seperti komputer dan perhitungan statistik. 

Pengambilan keputusan ada 2, yaitu tradisional dan modern. Pengambilan keputusan ada 2 cara, yaitu rutin dan tidak rutin. 

3. Tingkat Pengambilan Keputusan

Banyak jenis keputusan yang berbeda harus dibuat dalam organisasi. Seperti bagaimana membuat suatu produk, bagaimana memeliharat mesin, bagaimana menjamin kualitas produk dan bagaimanan membentuk hubungan yang saling menguntungkan dengan pelangggan. 

Dengan keputusan yang berbeda ini, beberapa tipe dasar pemikiran harus dikembangkan untuk menetapkan siapa saja yang memiliki tanggung jawab untuk membuat keputusan dalam organisasi. Pemikiran tersebut didasarkan pada dua faktor berikut.
  • Sejauh mana keputusan yang diambil akan mempengaruhi pihak lain.
  • Tingkat manajemen.

Keputusan yang diambil mungkin hanya memiliki sedikit pengaruh terhadap organisasi secara umum, tetapi bisa saja sebaliknya. Semakin banyak pengaruh keputusan yang diambil terhadap organisasi tersebut, semakin vital keputusan tersebut. 

Tingkatan pada manajemen menunjuk pada manajemen tingkat bawah, menengah, dan atas. Dasar pemikiran untuk menentukan siapa yang akan mengambil keputusan adalah semakin besar pengaruh keputusan yang diambil terhadap organisasi yang artinya semakin vital keputusan tersebut maka semakin tinggi tingkatan menajer yang bertanggung jawab atas pengambilan keputusan tersebut. 

Walupun seorang wirausahawan memiliki tanggung jawab dalam pembuatan keputusan tertentu, tidak berarti wirausahawan tersebut ketika mengambil keputusan tidak membutuhkan bantuan orang lain, terutama anggota organisasinya. Wirausahawan bisa meminta nasehat bawahannya dalam mengambil sebuah keputusan tertentu. 

Ada sebuah cara yang disebut "konsensus" yang biasa digunakan oleh wirausahawan untuk mendorong anggota organisasi terlibat dalam pengambilan keputusan tetentu. Konsensus adalah persetujuan dalam pengambilan keputusan oleh semua individu yang terlibat di dalamnya. Konsensus biasanya terjadi setelah pertimbangan dan pembahasan mendalam yang lama oleh anggota-anggota dari kelompok yang mengambil keputusan. 

Keputusan melalui konsensus memiliki kelebihan dan kekeurangan. Kelebihannya adalah wirausahawan dapat lebih memanfaatkan perhatian pada aspek konsep, sementara anggota organisasi lainnya mengembangkan konsep dasar tersebut menjadi sebuah keputusan kongkrit yank dapat diambil. Kekurangannya adalah terlalu banyak orang yang dilibatkan, maka pengambilan keputusan memakan waktu yang relatif lama dan biaya yang relatif mahal. 

Dalam manajemen, tingkat pengambilan keputusan ada 3 yaitu bawah, menengah dan atas. Konsensus adalah persetujuan dalam pengambilan keputusan oleh semua individu yang terlibat didalamnya 

4. Proses Pengarnbilan Keputusan
Proses pengambilan keputusan didefinisikan sebagai langkah yang diambil oleh pembuat keputusan untuk memilih alternatif yang tersedia. Adapun langkah sistematis yang harus dilakukan dalam proses pengambilan keputusan adalah sebagai berikut.
  • Mengidentifikasi atau mengenali masalah yang dihadapi.
  • Mencari alternatif perusahaan bagi masalah yang dihadapi.
  • Memilih alternatif yang paling efisien dan efektif untuk memecahkan masalah.
  • Melasanakan alternatif tersebut.
  • Mengevaluasi apakah alternatif yang dilaksanakan berhasil dan sesuai dengan yang diharapkan.

Berikut ini merupakan penjabaran proses pengambilan keputusan:

1) Mengidentifikasi Masalah

Pengambilan keputusan pada dasarnya adalah proses pemecahan masalah yang menghalangi atau mehghambat tercapainya tujuan. Agar masalah dapat dipecahkan, terlebih dahulu harus dikenali apa masalahnya.

2) Mencari Alternatif Pemecahan 

Setelah masalah dikenali maka dapat dilakukan pencarian terhadap alternatif-alternatif yang mtungkin dapat memecahkan masalah yang dihadapi. Dalam mencari alternatif hendaknya tidak memikirkan masalah efisiensi dan efektifitas. Yang terpenting adalah mengumpulkan sebanyak-banyaknya alternatif. Setelah alternatif terkumpul, barulah disusun berurutan dari yang paling diinginkan sampai yang tidak diinginkan. 

3) Memilih Alternatif 

Setelah alternatif tersusun, barulah dapat dilakukan pilihan alternatif yang dapat memberikan manfaat, dalam arti dapat memecahkan masalah dengan cara paling efektif dan efisien. Sebelum menjatuhkan pilihan pada sebuah alternatif, ajukan pertanyaan untuk tiap-tiap alternatif. 

a. Apakah pemecahan yang diberikan bersifat logis?
b. Apakah pemecahan yang diberikan dapat dilaksanakan?
c. Apa dampak yang akan timbul dari pelaksanaan pemecahan tersebut? 

Untuk melakukan pemilihan, ada 3 langkah yang harus diperhatikan. 

Pengertian dan Dasar Pengambilan Keputusan

a. Memperhitungkan secermat mungkin dampak dari tiap alternatif, baik yang positif maupun yang negatif. Bayangkan bahwa alternatif tersebut telah dipilih dan dilaksanakan.
b. Memperhitungkan seberapa besar kemungkinan dampak tersebut dapat terjadi.
c. Menjadikan tujuan sebagi pedoman. 

Alternatif yang dipilih hendaknya yang paling menguntungkan atau paling sedikit memberikan kerugian. Tabel di bawah ini membantu wirausahawan dalam melaksanakan kelebihan dan kelemahan dari alternatif alternatif yang tersedia. menilai alternatif-alternatif yang tersedia dapat dilihat di bawah ini. 

4) Pelaksanaan Alternatif
Setelah alternatif dipilih, tibalah saatnya melaksanakannya ke dalam bentuk tindakan. Pelaksanaan harus sesuai dengan rencana, agar tujuan memecahkan masalah dapat tercapai.
 
5. Evaluasi Setelah alternatif dilaksanakan, bukan berarti proses pengambilan keputusan telah selesai. Pelaksanaan alternatif harus terus diamati, ap.akah berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Bila langkah-langkah pelaksanaan telah dilakukan dengan benar tetapi hasil yang dicapai tidak maksimal, sudah waktunya untuk mempertimbangkan kembali pemilihan altematif lainnya. 

Tidak maksimalnya hasil yang dicapai mungkin terjadi karena pengaruh negatif potensial benar-benar terjadi, atau mungkin pengaruh negatif yang tadinya tidak diperkirakan.
 
Langkah proses pengambilan keputusan ada 5, yaitu identifikasi masalah, mencari alternatif pemecahan, pelaksanaan alternatif, dan evaluasi.



Daftar Pustaka: Yudhistira
Loading...