Loading...
Akhir-akhir ini kecenderungan putra-putri Indonesia untuk belajar ke luar negeri semakin meningkat. Ada banyak faktor yang merangsang terciptanya fenomena tersebut. Sebagian berpendapat belajar di luar negeri akan lebih memperluas wawasan pikir. Pengalaman-pengalaman "plus" selama berada di luar negeri, selain yang didapat melalui jalur pendidikan formal seperti yang ditargetkan, tentu akan lebih memperkaya visi dan wawasan peserta didik yang bersangkutan.
Pengalaman berhadapan langsung dengan cara berpikir bangsa-bangsa lain, karakteristik masyarakatnya yang bermanfaat maupun yang tidak, aspek sosial budaya mana saja yang kira-kira cocok dengan bangsa kita sehingga kita harus bisa mempelajari sekaligus menirunya, itulah sedikit dari nilai lebih yang bisa didapat dari hasil belajar ke luar negeri. Sebagian lagi belajar ke luar negeri karena alasan-alasan yang bersifat akademis, seperti fasilitas pendidikan yang belum memadai di Tanah Air.
Dilihat dari segi pembiayaan, belajar di luar negeri bisa dicapai dengan beasiswa atau pun dengan biaya sendiri. Beasiswa bisa diperoleh dari pemerintah Indonesia, pemerintah negara yang dituju, ataupun dari yayasan-yayasan terutama yang ada di luar negeri. Pemerintah Indonesia sendiri sejak tahun 1985 secara intensif telah mengadakan program pengiriman karya siswa-karya siswa untuk belajar ke luar negeri, baik untuk program S1, S2, maupun S3.
Dimulai dengan Overseas Fellowship Program (OFP), Science and Technology for Manpower Development Program (STMDP), Science and Technology for Industrial Development (STAID), dan berlanjut terus hingga kini dengan berbagai program-program lainnya. Semuanya dengan ikatan dinas. Beasiswa pun diberikan oleh berbagai pemerintah di luar negeri.
Secara rutin Jepang, Australia, Jerman, Inggris, Arab Saudi dan banyak pemerintah lain terus memberikan beasiswa, melalui berbagai bentuk program, kepada putra-putri Indonesia berbakat tanpa ikatan dinas.
Berbagai yayasan di luar negeri, terutama akhir-akhir ini dari Jepang seperti Hitachi Foundation, Okazaki Foundation, Mitsui Foundation, juga memberikan kesempatan kepada putra-putri kita untuk belajar ke Jepang.
Menulis surat dan bahan-bahan yang diperlukan untuk belajar ke luar negeri merupakan hal yang tidak mudah. Semua yang kita kirim tersebut merupakan bahan yang akan dinilai, maka harus dipersiapkan dengan sungguh-sungguh.
Misalnya dalam lamaran-lamaran untuk mendapatkan beasiswa dari luar negeri maupun bantuan dana untuk penelitian, diterima atau tidaknya lamaran kita hampir bergantung pada berkas-berkas lamaran yang kita ajukan.
Di sini akan terasa betapa pentinginya menjelaskan tujuan dari penelitian yang akan dilakukan, mengemukakan latar belakang pengetahuan tentang penelitian, juga pengalaman-pengalaman penelitian sebelumnya. Itu semua merupakan aspek-aspek penting yang harus dipersiapkan dengan cermat.
Pada bab ini akan penulis paparkan berbagai bentuk korespondensi dan penulisan berbagai bahan yang berkaitan dengan belajar ke luar negeri.
Sumber Pustaka: Kesaint Blanc-Anggota IKAPI
Loading...