Loading...

Menemukan Dan Menulis Kembali Jejak-Jejak Masa Lampau

Loading...

Menemukan Dan Menulis Kembali Jejak-Jejak Masa Lampau


Bangsa Indonesia terbentuk melalui proses sejarah yang panjang selama ratusan bahkan ribuan tahun lamanya. Di samping itu tiap-tiap wilayah di Nusantara memiliki sejarahnya sendiri. Perjalanan sejarah yang panjang di berbagai wi1a,rah di Nusantara tersebut memberikan karakter pada kepribadian suatu masyarakat, suku bangsa maupun bangsa Indonesia sekarang. Proses sejarah pada masa lampau tersebut banyak meninggalkan jejak-jejaknya, baik berupa artefak, dokumen, maupun pelaku atau saksi-saksi sejarah.

Di berbagai daerah banyak ditemukan berbagai peninggalan berupa fosil, berbagai jenis kapak batu, lukisan-lukisan pada dinding gua, alat-alat dan senjata dan batu dan tulang serta bangunan-bangunan megalithikum. Sampai saat mi banyak bangunan dan tradisi megalithik yang masih menjadi bagian dan masyarakat di Nias.

Zaman pengaruh Hindu-Buddha di Nusantara yang berlangsung selama abad IV sampai dengan abad XV Masehi banyak meninggalkan peninggalan berupa bangunan-bangunan candi sebagai sumber sejarah, seperti Komplek Candi Gedong Songo di Ungaran, Komplek Candi Dieng di Wonosobo, Candi Borobudur, Prambanan, Candi Plaosan, dan Candi Sambisari di Jawa Tengah. Di Jawa Timur juga tergolong kaya peninggalan-peninggalan dan zaman Hindu-Buddha seperti Candi Badut, Candi Singosari, Candi Surowono, Candi Prambanan, Candi Jabung, Pathirtan Jolotundo, dan Pathirtan Tikus. Selain itu zaman pengaruh Hindu-Buddha juga banyak meninggalkan prasasti-prasasti yang sangat diperlukan oleh sejarawan untuk merekonstruksi masa lampau.


Zaman penjajahan Belanda dan Jepang di Indonesia selain banyak meninggalkan bangunan-bangunan, juga banyak meninggalkan dokumen-dokumen arsip-arsip penting. Untuk memperingati semangat perjuangan bangsa Indonesia dalam mencapai dan mempertahankan kemerdekaannya, banyak dibangun monumen-monumen peringatan, seperti Monumen Nasional di Jakarta untuk memperingati peristiwa-peristiwa sekitar prokiamasi kemerdekaan Republik Indonesia, di Surabaya untuk memperingati semangat juang arek-arek Suroboyo dalam mempertahankan kemerdekaan RI dibangun Tugu Pahiawan dan Monumen Tugu Muda di Semarang dibangun untuk memperingati peristiwa Pertempuran Lima Han di kota tersebut.

Dalam upaya menulis kisah sejarah dan jejak-jejak di masa lampau dipilih topik untuk membatasi objek penulisan. Topik yang dipilih hendaknya merupakan topik yang , artinya topic tersebut dapat dikerjakan dalam waktu dan biaya yang tersedia. Topik tersebut hendaknya sesuai dengan kebutuhan sehingga tidak terlalu luas atau terlalu sempit. Pemilihan topik hendaknya juga didasarkan pada kedekatan emosional dan kedekatan intelektual.

Kedekatan Emosional

Seorang yang berasal dan sebuah desa dan memiliki ikatan emosional dengan desa tersebut. Kedekatan hubungan emosional tersebut akan memberikan dorongan yang besar bagi terselesaikannya enulisan sejarah itu. Demikian halnya seseorang yang memiliki kaitan dengan kota, organisasi, birokrasi, tokoh, peristiwa, perusahaan, dan sebagainya. Hal yang penting dalam pemilihan topik bahwa apa yang sedang dikerjakan itu diyakini berharga dan bermanfaat. Sebuah desa yang begitu kecil ternyata banyak menyimpan persoalan-persoalan seperti pertanahan, ekonomi, politik, demografi, mobilitas sosial, dan kriminalitas.

Sehubungan dengan batasan geografis, seoIang peneliti akan mengajukan pertanyaan (di mana, yaitu daerah mana yang menjadi objek penelitian. Kemudian peneliti harus menetapkan batasan waktu dan sumber tertulis maupun sumber lisan yang tersedia. Hal mi berarti pertanyaan tentang (kapan). Selanjutnya menyangkut siapa yang terlibat di dalamnya. Misalnya tentang pertanahan, tentunya dapat dilacak siapa saja yang melakukan transaksi beserta identitasnya. Hal itu berarti pertariyaan tentang (siapa). Kemudian dapat pula ditanyakan motivasi dan setiap perbuatan tersebut. Hal itu berarti pertanyaan tentang (mengapa). Selanjutnya diajukan pertanyaan secara umum, apa yang terjadi dalam kasus tanah itu dan bagaimana peristiwa itu terjadi. Pertanyaan ke arah mi menyangkut pertanyaan tentang (bagaimana).

Kedekatan Inteletual

Seseorang yang memiliki kedekatan emosional biasanya juga akan memiliki kedekatan intelektual. Seorang yang tertarik terhadap masalah pedesaan, tentunya akan membaca buku apa saja yang terkait dengan desa, petani, tanah, geografi pedesaan, ekonomi pedesaan dan sebagainya. Dengan demikian, seseorang tersebut sudah memiliki konsep tentang permasalahan penelitian yang akan dihadapi.

Sumber Pustaka: Yudhistira
Loading...