Loading...
Hubungan Interaksi Sosial Dengan Status Dan Peranan Sosial
Berikut ini adalah penejelasan tentang hubungan interaksi sosial yang perlu kita ketahui.
Status Sosial
Status sosial memberi bentuk dan pola pada interaksi sosial. Status sosial sering disamakan dengan kedudukan atau diartikan sebagai suatu peringkat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok masyarakat. Ini berarti interaksi sosial berhubungan erat dengan status sosial. Pada hakikatnya status adalah kumpulan dan hak-hak dan kewajiban-kewajiban. Setiap individu dalam masyarakat memiliki berbagai status sosial. Status sosial dibedakan menjadi enam status, yaitu status kelahiran, status perjuangan, status pemberian, status simbol, status aktif, dan status paten.
- Status Kelahiran (Ascribed Status)
Status kelahiran adalah status yang didapat tanpa bersusah payah karena status itu didapat sejak orang itu dilahirkan. Misalnya, seorang anak yang lahir dan keluarga bangsawan, otomatis ia memperoleh status bangsawan. Ia berhak mendapat gelar kebangsawanan. misalnya, ayahnya bergelar raden, anaknyajuga bergelar raden. Jika seorang ayah bergelar andi (bangsawan Bugis), anaknya juga mendapat gelar andi. Demikianjuga gelar datuk pada suku Melayu. teuku pada suku Aceh, dan sebagainya.
- Status Karena Perjuangan (Achieved Status)
Status karena perjuangan adalah status yang diperoleh dengan perjuangan atau dengan berusaha, misalnya. gear kesarjanaan (dokter, insinyur, atau sari ana hukum) ataujabatan lurah, camat, bupati. gubernur, dan menteri.
- Status Pemberian (Assigned Status)
Status pemberian adalah status yang diperoleh karena pemberian. Status pemberian disebutjuga status yang diamanatkan. Misalnya, seseorang yang diberi gelar datuk oleh masyarakat Minangkabau yang berarti menjadi pemimpin kaumnya.
- Status Simbol
Status simbol dapat dikenali dan kebiasaan hidup sehari-hari, seperti cara berpakaian, tempat tinggal, tempat memilih rekreasi, dan bentuk rumah. Misalnya, seseorang yang bertempat tinggal di pinggiran kota, berkendaraan sepeda, tempat rekreasi ke kebun binatang, dan berpakaian sederhana dapat menunjukkan bahwa tingkat kehidupan orang itu sederhàna. Sebaliknya, seseorang yang bertempat tinggal di perumahan mewah, berkendaraan sedan mewah, berolabraga golf, dan berpakaian bagus menunjukkan bahwa tingkat kehidupan orang itu tinggi.
- Status Aktif
Status aktif adalah status yang pada saat tertentu aktif, sedangkan status yang lain tidak aktif. Hal itu dapat diketahui bahwa individu itu memiliki banyak status.
- Status Laten
Status laten adalah status yang diam pada saat status aktifbekerja. Misalnya, status seorang akuntan tidak aktif karena pada saat tertentu ia berstatus lain, yaitu sebagai dosen. Setiap individu dalam masyarakat memiliki status sosial lebih dan satu sehingga sering timbul konflik status. Konflik status meliputi konflik status perseorangan, antarperseorangan, dan antarkelompok.
- Konflik status perseorangan
Konflik status perseorangan adalah konflik yang terdapat dalam diri pribadi yang bersangkutan (dalam batin sendiri).
- Konflik status antarperseorangan
Konflik status antarperseorangan adalah konflik yang terjadi di antara dua orang dalam menangani salah satu masalah. Misalnya, cara guru berbeda dengan cara orang tua dalam mengatasi masalah anaknya dalam belajar.
- Konflik status antarkelompok
Konflik status antarkelompok terjadi karena satu kelompok merugikan kelompok lain. Misalnya, kelompok remaja rnasjid yang berbeda pendapat dengan pemuka agama golongan tua.
Dan kenyataan di atas, jelas bahwa status tertentu akan membentuk pola penilaku tertentu pula. Artinya, pola perilaku antargolongan atau kelompok dalam masyarakat akan berbeda. Secara empinis tidak mudah menentukan status sosial seseorang karena banyaknya status yang dimiliki seseorang dalam lingkungan masyarakat. Petunjuk umum untuk mengenali status sosial seseorang adalah dan pekerjaan utamanya. Dalam masyanakat sederhana, selain dan pekerjaan, dapat pula dan factor keturunan, kewibawaan, atau kemampuan.
Peranan Sosial
Membicarakan peranan sosial sangat sulit dilepaskan dan status sosial. Jika status bersifat statis, peranan sosial bersifat dinamis. Peranan sosial adalah pola perilaku yang diharapkan dan seseorang yang memiliki status tertentu. Dan pengertian itu berarti individu yang mempunyai kedudukan tertentu diharapkan memiliki perilaku tertentu pula. Misalnya, perilaku yang diharapkan guru dan seorang siswa ialah rajin belajar, mempunyai sopan santun, mau mendengarkan nasihat guru, tidak melanggar tata tertib sekolah, dan sebagainya.
Kedudukan yang berbeda-beda yang dimiliki seseorang menuntut adanya peranan yang berbeda-beda sesuai dengan kedudukannya. Peranan sosial seseorang tidak terlepas dan norma-norma dan nilai-nilai dalam masyarakat. Maksudnya, individu diwajibkan melakukan hal-hal yang diharapkan masyarakat, baik dalam keluarga, dalam pekerjaan, maupun dalam status- status yang lain. Jadi, pola peranan sama dengan pola perilaku yang mengandung beberapa unsur.
Adapun pembagian macam pola peranan adalah sebagai berikut.
- Peranan ideal, yaitu peranan yang diharapkan masyarakat terhadap status-status tertentu, misalnya peranan ideal seorang guru.
- Peranan yang dianggap oleh din sendiri (peranan yang diinginkan), misalnya seorang ibu tidak ingin berperan sebagai seorang kakak terhadap anak perempuan yang sudah remaja.
- Peranan yang dikerjakan, yaitu peranan yang dilakukan individu sesuai dengan kenyataannya. Tidak jarang dalam menjalankan beberapa peran yang dimilikinya, seseorang mengalami kesulitan. Itu disebabkan oleh hal-hal berikut.
- Seorang yang sedang berperan sekaligus berhubungan dengan berbagai pihak yang juga mempunyai berbagai peran dengan kepentingan yang berbeda. Seorang dokter dalam pekerjaannya akan berhubungan dengan tata usaha dan pasien, yang masing-masing juga mempunyai peran.
- Suatu peranan tertentu menghendaki tindakan yang berbeda-beda. Misalnya, seorang permmpin, di samping menyayangi anak buahnya juga harus menghukumnya apabila anak buahnya melakukan. pelanggaran.
- Pemegang peranan, selaku penghubung antara pemegang kekuasaan dan anak buahnya, kadang kadang mempunyai keinginan yang berbeda. Misalnya, seorang wakil kepala sekolah di samping harus melaksanakan kehendak kepala sekolah juga sebaliknya bersikap solider terhadap sesama guru.
Tiga penyebab itu merupakan kesulitan bagi pemegang peran sehingga menimbulkan konflik peran, yaitu seseorang merasa dirinya tertekan dalam membawakan peran yang sedang disandangnya. Konflik peran terbagi atas konflik dalam satu peran dan konflik dalam berbagai peran. Contoh konflik dalam satu peran, yaitu seorang dokter akan bangga kalau dapat menyembuhkan orang sakit. Namun, ia juga mengharapkan kedatangan orang sakit sehingga ia akan memperoleh pekerjaan. Contoh konflik karena berbagai peran, yaitu seorang hakim yang harus mengadili mertua sendiri karena melanggar hukum.
Apabila kita perhatikan sungguh-sungguh, dalam kehidupan bermasyarakat hanya sedikit sekali peran yang benar-benar bebas dan konflik. Oleh karena itu, kita perlu belajar melaksanakan peran agar tidak menyesal dalam menjalankannya.
Sumber Pustaka: Bumi Aksara
Loading...