Loading...
Bagaimanakah Sejarah Diketahui
Dalam hal ini kita bergantung pada karya para sejarawan, yaitu orang yang mempelajari masa lalu. Mereka ini bekerja dengan cara mempelajari peninggalan masa lampau, baik b.erupa dokumen, artefak, maupun keterangan lisan. Peninggalan-peninggalan inilah yang sering disebut sebagai sumber sejarah sekaligus menjadi bukti sejarah dan titik tolak lahirnya fakta sejarah.
Sumber Sejarah
Semula data-data mentah sejrah bersumber pada artefak dan dokumen-dokumen sezaman yang merekam apa yang telah terjadi pada masa lampau. Dokumen-dokumen yang dinilai sebagai sumber primer (primary sources) dapat dibagi dua jenis, yaitu sebagai berikut:
- Arsip Dinamis, yaitu jenis dokumen yang masih dipergunakan atau sewaktu-waktu dipergunakan lagi oleh produsennya dalam menjalankan aktivitasnya.
- Arsip Statis, yaitu jenis dokumen yang tidak dipergunakan lagi oleh produsennya dalam menjalankan aktivitasnya.
Sesuai dengan perkembangan teori dan metodologi sejarah, masalah sumber pun berkembang tidak hanya bertumpu pada data tertulis saja, melainkan juga data lisan (oral hi story) yang diperoleh melalui wawancara, baik secara individual maupun secara simultan (terutama untuk memperoleh data dalam bentuk collective memory), data visual dan audio visual.
Bukti Sejarah
Bukti sejarah adalah segala peninggalan yang berkaitan dengan aktivitas manusia di masa lampau, yang mungkin saja dan peninggalan-peninggalan itu masih dipergunakan oleh manusia masa kini. Contohnya adalah Istana Kepresidenan di jalan Merdeka Barat yang merupakan peninggalan sejarah dan masa kolonial Belanda. Ada pula bukti sejarah yang sering dibacakan kembali secara berkala untuk mengingatkan manusia atau masyarakat yang bersangkutan pada suatu peristiwa penting dalam sejarah mereka, seperti teks prokiamasi kemerdekaan RI.
Fakta Sejarah
Fakta sejarah adalah data sejarah yang telah diverifikasi dan diinterp retasikan oleh sejarawan. Hasilnya kemudian dijadikan dalil, argumentasi, atau dasar peinikiran dalam menuliskan karya sejarahnya. Fakta sejarah sendiri ini bukan merupakan seluruh kenyataan dan suatu peristiwa atau kejadian, melainkan hanya sebagian dan kenyataan atau peristiwa itu. Dengan deinikian sangatlah keliru pendapat yang mengatakan bahwa fakta sejarah sama dengan kenyataan sejarah.
Perbedaan mengenai fakta dan kenyataan itu sendiri bisa kita lihat dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh, seorang kepala sekolah yang merasa terganggu dengan suatu kenyataan mengenai kegaduhan di suatu kelas kemudian bertanya kepada dua orang siswa dan kelas tersebut yang kebetulan sedang berada di luar kelas karena suatu keperluan. Ketika ditanyakan mengenai penyebab kegaduhan di kelasnya, siswa pertama menjawab dengan fakta bahwa hal tersebut disebabkan oleh guru seni musiknya yang sedang mencontohkan perbedaan antara suara bariton dan suara alto.
Akan tetapi, ketika hal yang sama ditanvakan kepada siswa yang kedua, dia mengatakan bahwa penyebabnva adalah teman-teman sekelasnya yang sedang bercanda suatu fakra lainnya. Bingung dengan keduajawaban yang berbeda itu, sang kepala sekolah kemudian berusaha mencari tahu sendiri penyebab kegaduhan itu. Ternyata apa yang dikatakan keduanya memang benar. Di dalam kelas itu, ada fakta mengenai guru seni musik yang sedang menerangkan olah vokal sambil sesekali mencontohkannya, sementara di sudut belakang terlihat fakta mengenai sejumlah siswa yang sedang bercanda.
Dengan deinikian, meskipun jawaban kedua siswa berbeda mengenai satu peristiwa (kegaduhan), tetapi pernyataan mereka termasuk fakta, karena teruji kebenarannva sesuai dengan kenyataan yang ada (diuji oleh kepala sekolah).
Sumber Pustaka:Ganeca Exact
Loading...