Loading...
Kekuasaan Inggris Di Indonesia Pada Masa Penjajahan
Sah Daendels ditarik kembali ke negeri Belanda, Jansens diangkat sebagai gubernur jenderal atas wilayah Indonesia. Guberniijnderal Jansens mengetahui bahwa tentara yang diciptakan oleh Daendels sangat lemah. Sehingga untuk mempercayakan pertahanan atas wilayah Jawa kepada rajar aja di Jawa, Jansens sangat khawatir, karena ia mengetahui bahwa raja-raja Jawa sangat memusuhi Belanda.
Pada tahun 1811, tentara Inggris mengadakan serangan terhadap wilayah-wilayah yang dikuasai oleh Belanda. Pasukan Inggris tidak mengalami kesulitan dalam menghadapi pasukan Belanda. Di samping itu, pasukan Belanda juga mendapat serangan dan para raja-raja Jawa. Serangan-serangan itu menjadi penyebab menyerahnya Belanda tanpa bersyarat.
Sejak tahun 1811 itu juga wilayah Indonesia menjadi daerah jajahan East Indian Company (EIC), badan perdagangan Inggris yang berpusat di Kalkuta (India), yang dipimpin oleh Gubernur Jenderal Lord Minto. Untuk wilayah Indonesia Lord Minto mengangkat Thomas Stamford Raffles – sebagai pemegang pemerintahan dengan pangkat Letnan Gubernur Jenderal.
Pemerintahan jajahan Inggris atas wilayah Indonesia tidak jauh berbeda dengan bangsa-bangsa Eropa lainnya. Sehingga raja-raja di Jawa yang merasa telah berjasa membantu Inggris merasa sangat kecewa. Terutama Sultan Sepuh yang telah berkuasa kembali di Ngayogyakarta. Pada tahun 1812, Sultan Sepuh kembali menentang pemerintahan Inggris. Raffles yang cukup pandai dalam menetapkan taktik dan strategi, pera1at Pangeran Notokusumo untuk mengetahui gerak-gerik Sultan Sepuh. Setelah mengetahui rencana dan gerakan Sultan Sepuh, Raffles menyerang Ngayogyakarta. Sultan Sepuh ditangkap dan diasingkan ke Pulau Pinang. Sultan Hamengku Buwono yang baru diangkat dipaksa oleh Raffles untuk menyerahkan sebagian wilayahnya kepada Pangeran Notokusumo. Sebagai tanda jasa, Raffles mengangkatnya menjadi Pangeran Adipati Paku Alam (1813). Untuk selanjutnya daerahnya dikenal dengan sebutan Paku Alam.
Tindakan yang dilakukan oleh Raffles pada masa pemerintahannya adalah membagi daerah Jawa atas 16 daerah karesidenan, dengan tujuan untuk mempermudah pemerintah melakukan pengawasan terhadap daerah-daerah yang dikuasainya. Di samping itu, Raffles membentuk susunan baru dalam pengadilan yang di dasarkan pada pengadilan inggris.
Di samping sebagai kepala pemerintahan jaja an Inggris atas wilayah Indonesia, Raffles sangat tertarik kepada sejarah, kebudayaan kesenian di Jawa. Dengan bantuan orang-orang Indonesia yang pandai dan beberapa orang Belanda, Raffles berhasil mengetahui sejarah, kebudayaan, kesenian dan kesusasteraan Jawa. Buah karya Thomas Stamford Raffles adalah sebuah buku yang berisikan sejarah Jawa yang beijudul History of Java. Setelah Napoleon Bonaparte dapat dikalahkan dalam pertempuran di Leipzig dan kemudian tertangkap, maka pada tahun 1814 melalui Konvensi London (Perjanjian London), Inggris mengembalikan semua daerah kekuasaan Belanda yang pernah dikuasai oleh Inggris. Tetapi Raffles tidak setuju terhdap keputusan-keputusan itu. Ia meletakan jabatannya dan digantikan oleh Letnan Gubernur Jendral Jhon Fendall. Pada tahun 1816 Jhhon Fendall meyerahkan wilayah Indonesia kepada Belanda.
Sumber Pustaka: Erlangga
Loading...