Loading...
Semua air yang terdapat di bumi digolongkan ke dalam lapisan air atau hidrosfer. Letak air dapat di dalam tanah, permukaan tanah, ataupun di atmosfer. Diperkirakan hampir 3/4 muka bumi tertutup air. Ilmu yang membahas tentang hidrosfer disebut hidrologi, atau lebih lengkapnya hidrologi adalah ilmu yang mempelajari air dalam segala bentuknya (cair, padat, dan gas) pada, dalam, dan di atas permukaan tanah. Termasuk di dalamnya adalah penyebaran daur dan perilakunya, sifia-sifit fisika dan kimianya serta hubungannya dengan unsur-unsur hidup di dalam air itu sendiri (Chay Asdak, Hidrologi dan Pengelolaan DAS, hal 4, 2002).
A. SIKLUS HIDROLOGI
Di bumi terdapat kira-kira sejumlah 1,3-1,4 milyar km3 air yang terdiri dari 97,5 % adalah air laut, 1,75 % berbentuk es dan 0,73 % berada di daratan sebagai air sungai,danau, air tanah dan sebagainya. Hanya 0,001 % berbentuk uap air di udara (Kensaku Takeda, Hidrologi untuk pengairan, hal 1, 1983).
Volume air di muka bumi jumlahnya tidak akan habis. Namun demikian, karena adanya proses-proses alam, maka bentuknya bisa berubah dan bisa berpindah tempat. Siklus hidrologi bukan hanya siklus air, tetapi juga siklus energi.! Siklus hidrologi berawal dari pemanasan air, baik yang berada di darat maupun di laut, dan tumbuh-tumbuhan oleh sinar matahari. Akibat dari pemanasan tersebut terjadilah evaporasi (penguapan) dari air laut dan darat dan dari penguapan tumbuh-tumbuhan (transpirasi). Gabungan dari keduanya disebut sebagai evapotranspirasi.
Uap air hasil penguapan tersebut naik ke atmosfer menjadi awan. Pada ketinggian tertentu, awan akan mengalami pendinginan (kondensasi). Jika kandungan uap airnya mencapai titik jenuh, maka akan jatuh ke permukaan bumi (presipitasi) sebagai hujan, salju, es, atau embun.
Sebagian air hujan yang mencapai tanah akan memasuki lapisan tanah (infiltrasz), sebagian lagi akan mengalir di permukaan (run off), yang kemudian terkumpul dalam saluran yang dikenal sebagai sungai.
Air yang menembus permukaan tanah, mengalir menjadi aliran air permukaan (preatis) dan ada yang menjadi air tanah dalam (artesis). Di beberapa tempat aliran bawah permukaan akan ke luar permukaan bumi menjadi mata air. Siklus hidrologi akan mencapai tingkat kompleksitas yang tinggi jika semua berjalan dengan natural. Ada beberapa daerah di wilayah indonesia yang mempunyai siklus hidrologi komplek.
Siklus hidrologi di permukaan bumi terdiri dari siklus kecil, sedang, dan besar. Berikut dijelaskan proses ketiga siklus tersebut.
1. Siklus kecil. Siklus kecil dimulai dari pemanasan permukaan air laut oleh sinar matahari hingga mengalami penguapan dan menghasilkan uap air. Uap air hasil penguapan akan bergerak naik ke udara. Pada ketinggian tertentu, temperatur udara mengalami penurunan (semakin naik ketinggian, semakin turun suhu udara) sehingga uap air mengalami kondensasi (mengembun) membentuk awan. Selanjutnya, pada kondisi udara yang jenuh, awan akan menghasilkan hujan yang jatuh di atas permukaan air laut.
2. Siklus sedang. Proses pembentukan uap air pada siklus sedang tidak berbeda dengan siklus kecil. Uap air hasil penguapan akan bergerak naik ke udara membentuk awan. Oleh karena pengaruh tiupan angin, awan bergerak ke daratan. Pada saat kondisi udara jenuh, awan akan menghasilkan hujan yang jatuh di atas daratan. Air hujan yang di daratan, (ada yang jatuh di parit, danau, atau sungai serta ada yang meresap ke dalam tanah menjadi air tanah). Air hujan yang jatuh di sungai atau meresap masuk ke tanah, akan mengalir kembali ke laut.
3. Siklus besar. Tidak berbeda dengan siklus kecil dan sedang, uap air hasil penguapan akan bergerak ke daratan oleh angin. Pada saat ketinggian tertentu di mana uap air mencapai titik beku, menyebabkan pembentukan awan yang mengandung kristal-kristal es dan kemudian turun menjadi hujan es (salju). Salju yang turun di permukaan daratan, akan membentuk sekumpulan salju (padang salju) atau gletser. Padang salju atau gletser yang mencair akan mengalirkan cairan es/salju kembali ke laut.
Daftar Pustaka : PT. PHIBETA ANEKA GAMA
Loading...