Loading...
Setiap proses pembuahan berawal dari proses penyerbukan. Selisih waktu antara penyerbukan dan pembuahan relatif pendek. Pada saat serbuk sari jatuh di kepala putik segera terbentuk buluh serbuk sari.
Proses Pembentukan Embrio Melalui Pembuahan
Biasanya, pada ujung buluh serbuk sari terdapat inti vegetatif, yang bertindak sebagai penunjuk jalan bagi inti generatif menuju bakal biji. Sel generatif membelah menjadi dua sel sperma (spermatozoid). Jadi, pada saat penyerbukan, butir-butir serbuk sari mengandung satu inti vegetatif dan dua inti sperma.
Selanjutnya, buluh serbuk sari terus tumbuh memanjang menembus jaringan putik hingga mencapai bakal biji. Di dalam buluh tersebut kedua inti sperma bergerak mengikuti inti vegetatif untuk melangsungkan proses pembuahan.
Sesampai di dalam bakal biji, inti sperma I(n) membuahi sel telur (n) sehingga terbentuk zigot (2n) dan inti sperma II (n) membuahi inti kandung lembaga sekunder membentuk endosperma (3n; triploid). Endosperma berguna sebagai cadangan makanan.
Karena peristiwa pembuahan tersebut terjadi sebanyak dua kali, maka disebut pembuahan ganda. Berdasarkan cara buluh serbuk sari mencapai kandung lembaga di dalam bakal biji, maka pembuahan dibedakan menjadi dua jenis, yaitu sebagai berikut:
- Porogami, yaitu pembuahan yang terjadi apabila buluh serbuk sari masuk melalui mikropil.
- Aporogami, yaitu pembuahan yang terjadi apabila buluh serbuk sari masuk tidak melalui mikropil. Misalnya buluh serbuk sari masuk melalui kalaza, disebut kalazogami.
Pembentukan Lembaga tanpa Proses Pembuahan
Beberapa angiosperma dapat membentuk lembaga (embrio), tanpa melalui proses pembuahan. Cara pembentukan lembaga demikian disebut apomiksis. Berikut ini beberapa tipe apomiksis:
- Partenogenesis, yaitu terbentuknya lembaga dari sel telur yang tidak dibuahi.
- Apogami, yaitu terbentuknya lembaga dari bagian-bagian lain di dalam kandung lembaga. Misalnya, sel sinergid atau antipoda.
- Embrio Adventif, yaitu terbentuknya lembaga dari salah satu sel sporofit. Misalnya, salah satu sel nuselus atau sel integumen yang tumbuh menjadi lembaga, kemudian masuk ke dalam kandung lembaga.
Setelah terjadi pembentukan lembaga di dalam biji (baik melalui proses pembuahan maupun tidak), sebuah generasi (individu) baru siap tumbuh di tempat yang sesuai. Pada tempat yang sesuai, biji akan berkecambah dan tumbuh menjadi tumbuhan dewasa. Selanjutnya, tumbuhan dewasa akan menghasilkan bunga dan siap memulai daur hidup berikutnya.
Daftar Pustaka: Yudhistira
Loading...