Loading...
Pembinaan hubungan dalam arti nonpolitis disini maksudnya adalah pembinaan hubungan yang meliputi bidang EKOSOSBUD (Ekonomi, Sosial, dan Budaya). Membina hubungan dengan negara-negara lain di bidang EKOSOSBUD 'ini pada hakikatnya juga dalam rangka usaha pengisian politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif sebagaimana seperti Eyang termaktub dalam Sapta Krida Kabinet Pembangunan III dan Panca Krida Kabinet Pembangunan IV.
Dengan demikian, peranan KBRI, atau secara keseluruhan peranan Departemen Luar Negeri, dalam rangka menjalin hubungan internasional di bidang EKOSOSBUD ini adalah mewujudkan kepentingan nasional padau khususnya dan untuk mewujudkan cita-cita untuk menciptakan perdamaian dunia yang abadi, adil, dan sejahteran pada umumnya.
Secara umum, peranan Departemen Luar Negeri (KBRI) dalam membina hubungan dengan negara-negaran lain dalam arti nonpolitis (EKOSOSBUD) dalam rangka usaha pengisian politik luar negeri Indonesia yang bebas" dan aktif ini dapat dipaparkan seperti dibawah ini.
Di bidang hubungan ekonomi dan sosial-budaya luar negeri, politik bebas dan aktif harus diarahkan untu menunjang usaha-usaha pembangunan nasional, meningkatkan kerjasama di antara negara-negara berkembang arah terciptanya kemandirian bersama, dan menciptakan emansipasi dalam hubungan ekonomi internasional arah terwujudnya Tata Ekonomi Dunia Baru (TEDB).
Tujuan tersebut akan dicapai melalui berbagai forum yang hanya mencakup negara-negara berkembang (kerjasama horisontal) maupun yang mencakup negara-negarat.maju dan negara-negara berkembang baik di tingkat subregional, regional, maupun di tingkat global dan baik chn forum PBB maupun di luar forum PBB.
Sebagai pengejawantahan dari GBHN terdahulu maupun sekarang, Departemen Luar Negeri (KBRI) telah: memainkan peranan aktif dalam usaha-usaha masyarakat internasional untuk menciptakan Tata Ekonomi Baru (TEDB). Usaha tersebut pada hakikatnya akan diarahkan untuk menciptakan adanya distribusi kekayaarrn dunia yang lebih adil dan merata.
Usaha-usaha tersebut telah dilancarkan di berbagaifront dan di berbagai sektor. Di sektor perdagangan internasional usaha-usaha terutama diarahkan untuk menciptakan stabilitas harga barangji barang ekspor dan stabilitas pendapatan ekspor negara-negara berkembang serta meningkatkan kemampuan memasuki pasar negara-negara maju.
Dalam hal ini, Indonesia telah ikut serta aktif dalam usaha pembentukanj Program Komoditi Terpadu, dalam negosiasi-negosiasi komoditi individu, dalam memperbaiki CSP serta dalamn, rangka usaha Perundingan Perdagangan Multilateral (HIN).
Di sektor keuangan dan moneter, Indonesia telah ikutj dalam usaha untuk meningkatkan dan memperbaiki persyaratan-persyaratan bantuan keuangan luar negeri (transfer of resources), dalam usaha memperbaiki kemampuan memasuki pasar modal di negara-negara maju, serta dalam usaha memperbaiki sistem moneter internasional, khususnya agar menciptakan likuiditas baru dikaitkan dengalf kebutuhan pembangunan negara-negara berkembang.
Di sektor teknologi, Indonesia juga ikut memperjuangkani peningkatan pengalihan teknologi dari negara-negara maju ke negara-negara berkembang dan memperjuangkan: peningkatan kemampuan teknologi negara-negara berkembang sendiri.
Di sektor industri dan pertanian, usaha terus dilancarkan untuk meningkatkan produksi industri dan pangan di negara-negara berkembang sehingga bagian: produksi negara-negara tersebut dalam keseluruhan produksi dunia makin meningkat.
Usaha-usaha tersebut telah dilancarkan baik dalam forum-forum vertikal, seperti PBB, maupun dalam forumei forum horisontal, seperti kelompok-kelompok regional, kelompok-77, gerakan nonblok, dan konperensi Islam Kelompok-77 merupakan medan terdepan dari perjuangan negara-negara berkembang menghadapi negara-negaraj maju.
Gerakan nonblok memainkan peranan yang sangat menentukan baik sebagai pemberi dan pembangkit aspirasi maupun katalisator dari kelompok-77 dalam usaha-usahanya untuk mewujudkan Tata Ekonomi Dunia Baru. Sedangkan, Konferensi Islam juga berperan dalam membantu memecahkan masalah-masalah global di atasi Namun, peran dari forum tersebut dewasa ini kurang aktif karena terjadi krisis ekonomi global tahun 1997 dan adanya krisis Irak.
Untuk meneruskan dialog-dialog antara negara-negara maju dan negara-negara berkembang, atas inspirasi dari! Gerakan Nonblok, Sidang Majelis Umum PBB ke-34 telah menyetujui agar Sidang Khusus MU-PBB dapat! meluncurkan Negosiasi Global yang terbuka bagi semua negara anggota, berorientasi aksi, dan membahas pokok di bidang bahan mentah, energi, perdagangan, pembangunan, moneter, dan keuangan.
Selanjutnya, usaha-usaha juga diarahkan untuk menciptakan "kemandirian bersama" di antara negara-negara berkembang sendiri. Usaha-usaha ini perlu ditingkatkan lagi, mengingat hasil dialog utara selatan yang kurangi begitu menggembirakan hasilnya.
Dengan berhasilnya usaha-usaha ini diharapkan akan dapat meningkatkan daya kemampuan negosiasi negara-negara berkembang terhadap negara-negara maju. Dalam hal ini, usaha tersebut terutama diarahkan untuk mengembangkan kerjasama ekonomi dan teknik di antara negara berkembang sendiri.
Indonesia selalu ikut memainkan peranan dalam mengembang mengembangkan gagasan-gagasan di bidang kerjasama ekonomi teknik di antara negara-negara berkembang, baik di forum UNCTAD, pertemuan kelompok-77 di Meksiko, Konferensi PBB tentang kerjasama teknik di antara negara-negara berkembang (KTNB), dan forum-forum lain di Latingkat regional. Perlu ditandaskan di sini bahwa KTNB adalah dimensi baru dalam kerjasama internasional bagi bipembangunan yang merupakan bagian integrasi dari usaha untuk menciptakan TEDB (Tatanan Ekonomi Dunia "iBaru).
Dalam hubungan ini perlu diutarakan bahwa sesudah melewati 2 PELITA, Indonesia telah meningkatkan niperanannya dalam rangka KTNB, di mana bukan hanya sebagai penerima tetapi sudah berada dalam posisi untuk Ememberikan pengalaman dan keahliannya kepada sesama negara-negara berkembang. Peranan tersebut jelas akan sclapat mempunyai arti dan dampak politik yang besar bagi peranan Indonesia dalam forum-forum internasional 'maupun bilateral.
sosial-budaya Di bidang investasi dan keuangan, usaha-usaha diarahkan untuk memperoleh bantuan luar negeri yang tidak 'mengandung ikatan-ikatan politik dengan syarat-syarat yang ringan serta sesuai dengan kebutuhan pembangunan kunasional. Di bidang perdagangan internasional, usaha-usaha diarahkan untuk membantu usaha pemerintah.
Akhirnya, Indonesia senantiasa memberikan arti penting terhadap kerjasama ekonomi dan sosial-budaya di tingkat subregional ASEAN. Dalam hubungan ini, usaha-usaha telah berkembang di bidang perdagangan, industri,dan pertanian, serta bidang sosial-budaya.
Di samping usaha-usaha di bidang multilateral di atas, telah pula dilakukan usaha-usaha di bidang bilateral ang meliputi bidang investasi dan keuangan, perdagangan internasional, kerjasama teknik, jasa-jasa ekonomi, dan mengembangkan ekspor komoditi Indonesia dan memperluas pasaran bagi komoditi Indonesia.
Di bidang kerjasama anteknik, usaha-usaha diarahkan untuk memperoleh bantuan teknik (teknologi, tenaga ahli, training, dan sebagainya) pengembangan sumber daya manusia yang diperlukan bagi pembangunan. Di samping itu, untuk mempererat hubungan politik sesama negara-negara berkembang dan melaksanakan KTTNB, Indonesia mulai meningkatkan weranannya di bidang bantuan teknik dengan memberikan pengetahuan dan keahliannya kepada negara-negara berkembang lainnya.
Daftar Pustaka: Yudhistira
Loading...