Loading...

Kebijakan Perdagangan Internasional

Loading...

Kebijakan Perdagangan Internasional


Kebijakan perdagarigan internasional setiap negara berbeda dengan negara lain. Ada negara yang memilih menjalankan kebijakan perdagangan bebas (free trade), ada yang memilih menjalankan kebijakan perdagangan proteksionis, dan ada pula yang memilih gabungan keduanya.

Perdagangan Bebas

Kebijakan ini dianjurkan oleh aliran fisiokratis dan aliran liberal (kiasik), yang memanfaatkan prinsip keunggulan mutlak dan keunggulan komparatif dalam membangun argumennya. Menurut mereka, liberalisasi perdagangan dapat mernacu kinerja ekspor dan pertumbuhan ekonomi karena beberapa alasan berikut.



  • Perdagangan bebas memacu persaingan, sehingga menyemp dan alokasi sumber daya.
  • Perdagangan bebas mendorong peningkatan efisiensi, perbaikan mutu produk, dan perbaikan kemajuan teknologi sehingga memacu produktivitas faktor produksi.
  • Perdagangan bebas merangsang pertumbuhan ekonomi secara kesel uruhan serta memupuk tingkat laba, tabungan, dan investasi.
  • Perdagangan bebas akan lebih mudah menarik modal asing dan tenaga ahli, laba, tabungan, dan investasi.
  • Perdagangan bebas memungkinkan konsumen menghadapi ruang lingkup pilihan yang lebih luas atas barang-barang yang tersedia.

Perdagangan Proteksionis

Kebijakan perdagangan proteksionis muncul sebagai koreksi terhadap kebijakan perdagangan bebas. Perdagangan bebas dianggap hanya mengu ntungkan negara-negara maju dan tidak memberikan manfaat bagi negara-negara berkembang. Menurut penganjur kebijakan proteksionis, nilai tukar (terms of trade) bararg manufaktur, yaitu ekspor utama negaran egara maju, sering dinilai lebih tinggi dan nilai tukar barang primer, yaitu ekspor utama negara-negara berkembang. Itulah yang menjadL alasan
utama timbulnya kebijakan perdagangan proteksionis. Selain alasan di atas, kebijakan perdagangan proteksionis juga didasarkan pada beberapa alasan berikut.

Unutuk melindungi indstri dalam negeri yang baru tumbuh (infant industry). Dengan membuat rintangan terhadap impor barang sejenis dengan diproduksi dalam negeri, maka industri dalam negeri diharapkan bisa tumbuh semakin kuat dan akhirnya mampu bersaing dengan industri luar negeri

Menciptakan lapangan kerja. Apabila suatu negara mengandalkan sebagian besar kebutuhannya dan impor, proses produksi di Negara tersebut akan terhambat. Hal itu bisa mengakibatkan tertutupnyalapangan kerja.
Kebijakan perdagangan proteksionis yang dianut oleh sebagian Negara juga diharapkan dapat menjadi sumber penerimaan negara, yaitu dengan mengenakan tarif yang tinggi terhadap barang-barang impor.

Dalam kenyataannya, terdapat beberapa alat kebijakan perdagangan proteksionis yang digjjnakan oleh hampir semua negara. Beberapa di antaranya adalah tarif atau bea masuk, kuota, subsidi, dan larangan impor.

Beberapa Alat Kebijakan Proteksionis

  • Tarif atau Bea masuk
Tarif atau bea masuk adalah pajak yang dikenakan terhadap barang yang diperdagangkan baik barang impor maupun ekspor. Meskipun demikian, tarif impor jauh lebih umum daripada tarif ekspor. Akibat yang ditimbulkan oleh tarif impor adalah mempertinggi harga yang harus dibayar konsumen untuk membeli barang impor, sehingga jumlah barang impor yang dibeli konsumen menurun. Naiknya harga barang impor akan mendorong konsumen dalam negeri untuk membeli produk yang diproduksi di dalam negeri sehingga produksi nasional meningkat. Negara penganut perdagangan bebas mengenakan tarif serendah mungkin terhadap impor. Sementara negara penganut perdagangan proteksionis mengenakan tarif yang tinggi terhadap impor.
  • Kuota
Kuota adalah batas maksimum jumlah barang tertentu yang bias diimpor dalam periode tertentu, biasanya satu tahun. Jadi, apabila jumlah barang yang diimpor sudah mencapai jumlah tertentu, impor terhadap barang tersebut tidak diizinkan lagi. Impor boleh dilakukan kembali pada periode berikutnya. Kebijakan perdagangan bebas tidak menyetujui pemberl akuan kuota dalam perdagangan internasional. Negara proteksionis, sebaliknya, sering menggunakan instrumen mi untuk mencegah masuknya barang impor.
  • Subsidi
Cara lain yang efektif untuk membatasi perdagangan internasional adalah dengan mensubsidi barang domestik. Subsidi terhadap biaya produksi barang domestik akan menurunkan harga, sehingga produksi domestik dapat bersaing dengan barang impor dan akan mendorong konsumen membelinya. Negara penganut kebijakan perdagangan bebas berusaha menghindari pemberian subsidi barang produksi domestik. Sebaliknya, negara proteksionis memberikan subsidi yang cukup berarti.
  • Larangan Impor
Karena alasan-alasan tertentu, baik yang bersifat ekonomi maupun politik, suatu negara mungkin tidak menghendaki impor barang tertentu. Untuk itu, beberapa peraturan yang berIebna. ceamanan dan kesehatan, sering diberlakukan. Dengan demikian tidak ada peluang untuk mengimpor.

Dalam praktek, kebijakan perdagangan bebas memerlukan alat kebijakan tersebut seminimal mungkin. Sementara itu negara yang mengikuti kebijakan perdagangan proteksionis sering diberlakukannya secara ketat.

Selain beberapa bentuk kebijakan di atas,  kebijakan perdagangan internasional yang juga dipraktekkan adalah politik dumping. Politik dumping adalah kebijakan menjual produk lebih murah di Luar negri daripada di dalam negeri. Tujuan utama politik dumping adalah untuk memperluas pasar ekspor. Salah satu negara yang terkena degan politik dumping adalah Jepang.

Sumber Pustaka: Erlangga
Loading...