Loading...
Pengertian Sejarah Sosial
MEMBICARAKAN tentang sejarah sosial bangsa Indonesia tidak dapat dipisahkan dan kehidupan masyarakat. Karena masalah-masalah sosial yang menjadi pendorong munculnya suatu peristiwa bersejarah mulai berkembang di masyarakat. Kata “sosial” itu sendiri memiliki arti yang berkenaan dengan masyarakat, yaitu perlu adanya komunikasi di antara anggota masyarakat dalam menunjang pembangunan masyarakat bersangkutan atau suka memperhatikan kepentingan umum Tetapi sosialisasi dapat berarti proses belajar seorang anggota masyarakat untuk mengenal dan menghayati keberadaan masyarakat di lingkungannya.
Sejarah sosial mengalami proses perkembangan dan tingkat yang sangat sederhana ke tingkat yang lebih maju seperti sekarang mi. Misalnya, ketika manusia hidup bercocok tanam dan jumlahnya bertambah besar, sistem social dalam masyarakat mulai tumbuh. Gotong royong dirasakan sebagai kewajiban yang mendasar dalam meƱjalani berbagai kegiatan hidupnya, seperti menebang hutan, menangkap ikan, menebar benih. Demi menjaga hidup bersama yang harmonis, manusia menyadari perlunya aturan-aturan yang harus disepakati bersama. Agar aturan itu ditaati, maka dibutuhkan seorang pemimpin yang bertugas menjamin terlaksananya kepentingan bersama.
Dalam sejarah kehidupan manusia, sistem sosial telah berkembang sejak masa lampau, yaitu tepatnya sejak zaman prasejarah. Pada zaman prasejarah, manusia pernah mengalami suatu revolusi sosial dalam kehidupan masyarakat yaitu tepatnya pada zaman Neolitikum. Pada zaman irii terjadi perubahan kehidupan sosial dalam masyarakat yaitu dan masyarakat yang bersifat food gathering ke masyarakat, yang bersifat food producing. Ketika itu manusia sudah dapat memproduksi seluruh kebutuhan hidupnya dan mulai meninggalkan kehidupan berburu dan mengumpulkan makanan.
Pada masa berkembangnya zaman Hindu-Buddha di Indonesia, kehidupan sosial masyarakat mengalami perkembangan yang cukup baik, seperti yang tergambar dalam berita-berita prasasti. Prasasti-prasasti banyak menggambarkan terjalinnya hubungan yang cukup erat antara kalangan istana dan masyarakat di luar istana. Akibatnya, rakyat biasa tidak merasa terasing dan kalangan istana.
Dalam upaya menjaga keamanan masyarakat, terdapat berbagai peraturan yang harus ditaati oleh semua warga masyarakat termasuk para pegawai istana kerajaan. Peraturan-peraturan atau hukum-hukum yang sangat perlu diterapkan karena pada masa itu telah ada penjahat-penjahat yang menggangu keamanan. Misalnya, para perampok yang menghaciang para pedagang yang melakukan aktivitas perdagangan yang dan satu tempat ke tempat yang lainnya. Dalam melakukan aktivitasnya para pedagang melalui daerah hutan belantara yang biasanya menjadi tempat baik untuk melakukan perampokan. Oleh karena itu, hukuman yang diberikan kepada pelaku tindak kejahatan berupa hukuman badan yang tidak ringan sampai kepada hukuman mati. Keadaan seperti itu menandakan bahwa kehidupan sosial masyarakat pada zaman perkembangan pengaruh Hindu-Buddha sudah teratur. Hal ini diketahui melalui hubungan yang terjadi antara kerabat stana dan rakyat, serta adanya pembagian tugas yang jelas antara aparat serajaan.
Pada masa perkembangan Islam di Indonesia, kehidupan social masyarakat pada kerajaan-kerajaan Islam Indonesia diatur menurut aturana aturan dan hukum-hukum Islam. Dalam pelaksanaannya banyak terdapat persamaan dengan kehidupan sosial pada masyarakat Islam di Arab maupun di Mesir.
Di samping itu, kehidupan sosial masyarakat pada zaman Islam ini juga dipengaruhi oleh faktor letak dan berkembangnya pengaruh Islam. Masyarakat yang tinggal di daerah pesisir hidup dan dunia maritim, sehingga huubungan sosial masyarakatnya berkurang, bahkan di antara mereka cenderung mengarah kepada sifat individualisme, yaitu berusaha untuk memenuhi segala kebutuhan hidupnya tanpa bantuan orang lain. Maka, pada masyarakat seperti mi akan muncul golongan-golongan atau kelompokk kelompok dalam kehidupan masyarakatnya yaitu ada kelompok majikan dan buruh.
Sementara itu, masyarakat yang tinggal di daerah pedalamari akan mengembangkan sifat-sifat agraris, karena mereka hidup dan hasil pertanian. Kehidupan agraris yang mereka lakukan tidak jauh berbeda dengan kehidupan masyarakat sebelum berkembangnya pengaruh Islam. Sifat-sifat gotong royong, bekerjasama dalam segala hal menjadi bagian dan kehidupan mereka.
Ketika bangsa Indonesia dijajah oleh bangsa-bangsa Eropa, tatanan kehidupan sosial masyarakat Indonesia mulai tercabik-cabik. Hal ini merupakan salah satu strategi dan kaum penjajah agar dapat lebih mudah untuk berkuasa. Namun walaupun demikian, sejak abad ke-20 M, tatanan kehidupan sosial masyarakat Indonesia mulai dibenabi kembali oleh golongan terpelajar dan masyarakat Indonesia. Bahkan pada zaman penjajahan sering muncul gerakan sosial yang menentang kebijakan-kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah kolonial. Tetapi sejak Indonesia merdeka, pemerintah berusaha keras untuk mengatasi bahkan berusaha untuk meredam masalah-m asalah sosial yang dialami oleh masyarakat Indonesia.
Oleh karena itu, masalah-masalah sosial tidak pernah terhenti tetadi di masyarakat, walaupun masing-masing zaman memiliki berbagai perbedaan bentuk. Namun demikian, pada dasarnya mempunyai tujuan yang sama, yaitu menata kehidupan masyarakat supaya terdapat keteraturan.
Sumber Pustaka: Erlangga
Loading...