Loading...
Kerusakan Tanah karena terjadinya erosi - Akibat dari erosi, timbul kerusakan tanah yang akan dijelaskan sebagai berikt:
Lahan Kritis
Lahan kritis akan terjadi di tempat-tempat terjadinya erosi. Pada tahun 1990 an di pulau Jawa terdapat 1,5 juta hektar lahan kritis yang rusak berat. Tersebar di daerah Majalengka, Pugaran, selatan Banjarnegara, gunung Kidul, selatan Ponorogo, dan sebagainya. Lahan kritis adalah lahan yang mengalami kerusakan dan kehilangan fungsi hidroorologis dan fungsi ekonomi. Tanah tersebut tidak mampu mengatur persediaan air dan tidak mampu berproduksi.
Pendangkalan dan Pencemaran di Dataran Rendah
Di daerah-daerah dataran rendah tempat tertimbunnya hasil erosi, terjadi pengendapan bahan-bahan beserta senyawa-senyawa kimia yang dikandungnya. Pengendapan bahan-bahan tersebut mengakibatkan pendangkalan sungai, tanah-tanah yang subur tertimbun lumpur, dan bendungan semakin dangkal. Pengendapan senyawa kimia yang beracun bisa membahayakan kesehatan, seperti unsur nitrat (N), pestisida, dan sebagainya
Lahan Gambut
Penebangan pohon di daerah rawa mengakibatkan pencucian unsur-unsur hara di permukaan tanah. Hal ini menyebabkan lahan gambut yang ada sulit diolah sebagai lahan pertanian.
Kehilangan Kesuburan Tanah
Akibat erosi, tanah yang subur di permukaan tanah terkikis, sehingga yang tinggal adalah lapisan tanah bagian bawah. Lapisan tanah yang tersisa ini umumnya kurang subur sehingga diperlukan tindakan pemupukan.
A. Dampak Negatif
Dampak negatif adalah dampak yang dapat merugikan kehidupan manusia. Dampak negatif dari adanya erosi meliputi sebagai berikut. Erosi menyebabkan berkurangnya produksi pertanian. Erosi bisa berakibat hilangnya unsur-unsur hara di tempat terjadinya pengikisan tanah. Kondisi tersebut menyebabkan tanah menjadi tidak subur, sehingga produksi pertanian akan mengalami penurunan. Salah satu tindakan untuk menyuburkan tanah adalah melakukan pemupukan. Pendangkalan yang disebabkan oleh erosi bisa menimbulkan multi efek bagi kehidupan manusia, antara lain sebagai berikut:
Pendangkalan sungai mengakibatkan terjadinya banjir yang dapat menimbulkan korban jiwa dan kerugian harta benda. Misalnya, banjir bandang yang terjadi pada tahun 2005 di Kutacane, Aceh yang menimbulkan korban jiwa serta harta benda milik penduduk dan pemerintah, seperti rumah, gedung-gedung, jalan, saluran air, tanaman pertanian, hewan ternak, dan sebagainya.
Erosi dapat berakibat pendangkalan alur sungai sehingga mengganggu lalu lintas pelayaran. Di pantai timur Sumatera, Kalimantan, dan pantai selatan Papua, banyak sungai yang dapat dilayari sampai ke pedalaman. Namun ada beberapa sungai seperti sungai Musi, sungai Barito, dan sungai Kapuas, yang saat ini mengalami pendangkalan yang berakibat terhambatnya arus lalu lintas pelayaran kapal-kapal besar dan sedang ke pedalaman.
Erosi juga berakibat pendangkalan muara sungai dan sekaligus mendangkalkan pelabuhan laut. Dangkalnya pelabuhan laut dapat berakibat kapal-kapal laut sulit merapat ke pelabuhan. Kondisi ini dialami pelabuhan-pelabuhan yang lokasinya di muara sungai, seperti pelabuhan Soekarno dan Hatta di Kota Makassar. Pelabuhan ini terdapat di muara sungai Jeneberang (Sulawesi Selatan). Untuk memfungsikan pelabuhan diperlukan pengerukan yang membutuhkan biaya besar.
Erosi dapat berakibat pendangkalan waduk-waduk sungai sehingga berakibat kurangnya volume air di waduk tersebut. Erosi juga dapat berdampak pendangkalan saluran-saluran dan pintu-pintu air irigasi. Kondisi ini menyebabkan debit air yang mengalir pada salurana dan pintu air akan berkurang. Untuk itu diperlukan biaya pengerukan yang jumlahnya tidak sedikit.
Demikian pula masyarakat yang memanfaatkan air irigasi akan merugi karena berkurangnya debit air yang mengalir pada saluran sehingga mengakibatkan sawah-sawah yang bisa dialiri semakin berkurang. Kerusakan lahan akibat erosi, akan merugikan masyarakat dan pemerintah. Kerugian ini disebabkan lahan tersebut sulit untuk ditanami dengan tanaman bahan makanan pokok. Dampak lain akibat erosi adalah robohnya bangunan-bangunan air seperti bendungan, pintu-pintu air, dan sebagainya. Untuk merehabilitasi bangunan-bangunan air tersebut diperlukan biaya besar.
Lahan Kritis
Lahan kritis akan terjadi di tempat-tempat terjadinya erosi. Pada tahun 1990 an di pulau Jawa terdapat 1,5 juta hektar lahan kritis yang rusak berat. Tersebar di daerah Majalengka, Pugaran, selatan Banjarnegara, gunung Kidul, selatan Ponorogo, dan sebagainya. Lahan kritis adalah lahan yang mengalami kerusakan dan kehilangan fungsi hidroorologis dan fungsi ekonomi. Tanah tersebut tidak mampu mengatur persediaan air dan tidak mampu berproduksi.
Pendangkalan dan Pencemaran di Dataran Rendah
Di daerah-daerah dataran rendah tempat tertimbunnya hasil erosi, terjadi pengendapan bahan-bahan beserta senyawa-senyawa kimia yang dikandungnya. Pengendapan bahan-bahan tersebut mengakibatkan pendangkalan sungai, tanah-tanah yang subur tertimbun lumpur, dan bendungan semakin dangkal. Pengendapan senyawa kimia yang beracun bisa membahayakan kesehatan, seperti unsur nitrat (N), pestisida, dan sebagainya
Lahan Gambut
Penebangan pohon di daerah rawa mengakibatkan pencucian unsur-unsur hara di permukaan tanah. Hal ini menyebabkan lahan gambut yang ada sulit diolah sebagai lahan pertanian.
Kehilangan Kesuburan Tanah
Akibat erosi, tanah yang subur di permukaan tanah terkikis, sehingga yang tinggal adalah lapisan tanah bagian bawah. Lapisan tanah yang tersisa ini umumnya kurang subur sehingga diperlukan tindakan pemupukan.
Dampak Erosi terhadap Kehidupan
Dampak erosi terhadap kehidupan manusia dapat dibagi menjadi dua, yaitu dampak negatif dan dampak positif.A. Dampak Negatif
Dampak negatif adalah dampak yang dapat merugikan kehidupan manusia. Dampak negatif dari adanya erosi meliputi sebagai berikut. Erosi menyebabkan berkurangnya produksi pertanian. Erosi bisa berakibat hilangnya unsur-unsur hara di tempat terjadinya pengikisan tanah. Kondisi tersebut menyebabkan tanah menjadi tidak subur, sehingga produksi pertanian akan mengalami penurunan. Salah satu tindakan untuk menyuburkan tanah adalah melakukan pemupukan. Pendangkalan yang disebabkan oleh erosi bisa menimbulkan multi efek bagi kehidupan manusia, antara lain sebagai berikut:
Pendangkalan sungai mengakibatkan terjadinya banjir yang dapat menimbulkan korban jiwa dan kerugian harta benda. Misalnya, banjir bandang yang terjadi pada tahun 2005 di Kutacane, Aceh yang menimbulkan korban jiwa serta harta benda milik penduduk dan pemerintah, seperti rumah, gedung-gedung, jalan, saluran air, tanaman pertanian, hewan ternak, dan sebagainya.
Erosi dapat berakibat pendangkalan alur sungai sehingga mengganggu lalu lintas pelayaran. Di pantai timur Sumatera, Kalimantan, dan pantai selatan Papua, banyak sungai yang dapat dilayari sampai ke pedalaman. Namun ada beberapa sungai seperti sungai Musi, sungai Barito, dan sungai Kapuas, yang saat ini mengalami pendangkalan yang berakibat terhambatnya arus lalu lintas pelayaran kapal-kapal besar dan sedang ke pedalaman.
Erosi juga berakibat pendangkalan muara sungai dan sekaligus mendangkalkan pelabuhan laut. Dangkalnya pelabuhan laut dapat berakibat kapal-kapal laut sulit merapat ke pelabuhan. Kondisi ini dialami pelabuhan-pelabuhan yang lokasinya di muara sungai, seperti pelabuhan Soekarno dan Hatta di Kota Makassar. Pelabuhan ini terdapat di muara sungai Jeneberang (Sulawesi Selatan). Untuk memfungsikan pelabuhan diperlukan pengerukan yang membutuhkan biaya besar.
Erosi dapat berakibat pendangkalan waduk-waduk sungai sehingga berakibat kurangnya volume air di waduk tersebut. Erosi juga dapat berdampak pendangkalan saluran-saluran dan pintu-pintu air irigasi. Kondisi ini menyebabkan debit air yang mengalir pada salurana dan pintu air akan berkurang. Untuk itu diperlukan biaya pengerukan yang jumlahnya tidak sedikit.
Demikian pula masyarakat yang memanfaatkan air irigasi akan merugi karena berkurangnya debit air yang mengalir pada saluran sehingga mengakibatkan sawah-sawah yang bisa dialiri semakin berkurang. Kerusakan lahan akibat erosi, akan merugikan masyarakat dan pemerintah. Kerugian ini disebabkan lahan tersebut sulit untuk ditanami dengan tanaman bahan makanan pokok. Dampak lain akibat erosi adalah robohnya bangunan-bangunan air seperti bendungan, pintu-pintu air, dan sebagainya. Untuk merehabilitasi bangunan-bangunan air tersebut diperlukan biaya besar.
B. Dampak Positif
- Menambah kesuburan tanah pada daerah endapan. Tanah yang terkikis di daerah hulu sungai biasanya adalah tanah subur yang mengandung unsur-unsur hara, seperti N, P, K, dan bahan organis. Unsur-unsur hara ini jika dibawa air ke daerah endapan dapat menyuburkan tanah.
- Di dataran aluvial yang terdapat di muara sungai dan mempunyai stadium lanjut, dapat dijadikan sebagai lokasi permukiman. Contoh wilayah Tanjung Bunga di muara sungai Jeneberang (Sulawesi Selatan), merupakan hasil endapan erosi yang sekarang dijadikan lokasi permukiman penduduk.
- Timbulnya inisiatif dan kesadaran, baik dari pemerintah maupun masyarakat untuk melakukan konservasi terhadap lahan-lahan kritis melalui kegiatan penghijauan.
Daftar Pustaka : PT. Bumi Aksara
Loading...