Loading...
Faktor pembentuk tanah terdiri dari iklim, makhluk hidup, topografi, bahan induk, dan umur (waktu). Faktor-faktor tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:
A. Iklim
Iklim yang banyak berpengaruh terhadap pembentukan tanah terdiri dari hujan, temperatur (suhu), dan kelembapan. Air hujan berpengaruh terhadap komposisi kimiawi mineral-mineral penyusun tanah, kedalaman, dan perbedaan profil tanah serta sifat fisik tanah. Temperatur berfungsi sebagai berikut:
- Mempercepat proses pelapukan fisik dalam pembentukan liat dari mineral-mineral bahan induk tanah.
- Mendorong mikrobiologi lebih aktif karena perbedaan temperatur menghasilkan mikrobia yang berbeda.
- Adapun unsur mikrobia mendorong proses pembentukan tanah. Mikrobia adalah unsur-unsur hayati yang aktif akibat perubahan temperatur.
- Mempercepat kesempurnaan proses dekomposisi biomas tanah hingga mineralisasinya. Kadar biomas tanah bervariasi. Tanah yang terbentuk pada temperatur rendah, cenderung memiliki kadar biomas yang rendah. Contohnya di daerah kutub. Adapun tanah yang terbentuk pada temperatur tinggi, kadar biomasnya rendah tetapi matang karena proses mineralisasi terhadap sisa-sisa tanaman berlangsung dengan cepat.
B. Makhluk Hidup
Makhluk hidup yang sangat penting dalam proses pembentukan tanah adalah tumbuh-tumbuhan dan aktivitas mikrobia yang ada dalam tanah. Akar tumbuh-tumbuhan berperan dalam menembus batuan sehingga batuan menjadi lapuk. Demikian pula aktivitas mikrobia yang ada dalam tanah sangat membantu proses pembentukan tanah.
C. Topografi
Peranan topografi dalam proses pembentukan tanah adalah sebagai berikut:
- Menentukan jumlah air hujan yang dapat meresap ke dalam tanah.
- Menentukan kedalaman air tanah. Pada daerah datar dan banyak terjadi hujan, air tanahnya dangkal. Air tanah dalam tanah mendorong terjadinya proses pelapukan.
- Menentukan besarnya erosi. Proses ini berpengaruh terhadap terangkatnya tanah sehingga terjadi sedimentasi.
- Menentukan pergerakan air dalam tanah yang membawa bahan-bahan terlarut dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah. Keempat unsur di atas berpengaruh terhadap kadar bahan organis dalam tanah, warna tanah, reaksi tanah, sifat bahan induk tanah serta jenis dan taraf perkembangan lapisan padas.
D. Bahan Induk
Bahan induk tanah berasal dari batuan beku, batuan sedimen, batuan metamorf, dan bahan organis. Tanah yang belum berkembang mempunyai karakteristik yang hampir sama dengan batuan induk seperti tanah muda sampai dewasa, namun dalam perkembangan lebih lanjut pengaruh ini akan semakin tidak jelas atau mungkin hilang sama sekali.
E. Waktu
Tanah mempunyai umur muda, dewasa, sampai tua. Proses waktu pembentukan tanah sangat menentukan jenis dan sifat-sifat tanah.
- Tanah Muda
Proses pembentukan tanah pada umur muda berasal dari pelapukan bahan organis dan bahan mineral, kemudian bercampur dan membentuk struktur tanah berupa horizon A dan horizon C. Sifat tanah masih didominasi bahan induk. Contoh tanah entisol (aluvial, regosol).
- Tanah Dewasa
Proses tanah muda berubah menjadi tanah dewasa yang membentuk horizon B. Tanah pada usia ini subur dan mempunyai kemampuan produksi tinggi karena unsur-unsur hara dalam tanah banyak tersedia akibat pelapukan. Jenis tanah berumur dewasa adalah inceptisol, vertisol, mollisol, dan sebagainya. Inceptisol, merupakan tanah muda, tetapi lebih berkembang daripada entisol, Vertisol, tanah dengan kandungan liat yang tinggi (>30%) di seluruh horizon, Mollisol, tanah dengan tebal epipedon lebih dari 18 cm yang berwarna hitam (gelap)
- Tanah Tua
Pada jenis tanah ini terjadi perubahan-perubahan yang lebih nyata pada horizon A dan B sehingga terbentuk horizon A39 Bi, B29 B3, dan seterusnya. Tanah pada masa ini mulai kurus dan masam. Contoh jenis tanah tua adalah tanah ultisol (podsalik merah kuning) dan oxisol (laterit).
- Tanah ultisol, tanah yang terjadi penimbunan liat di horizon bawah.
- Oxisol, tanah tua sehingga mineral muda lapuk tinggal sedikit.
Daftar Pustaka : PT. Bumi Aksara
Loading...