Loading...
Jenis-Jenis Dan Hal Penting Dalam Proses Pembuatan Perjanjian Internasional Dan Contohnya
Jenis-jenis perjanjian internasional yakni:
Ada beberapa contoh yang dapat disampaikan sebagai gambaran konkret dan perjanjian bilateral.
Untuk lebih jelasnya berikut mi adalah beberapa contoh perjanjian multilateral.
- Perjanjian bilateral
Ada beberapa contoh yang dapat disampaikan sebagai gambaran konkret dan perjanjian bilateral.
- Perjanjian antara Republik Indonesia dengan RRC (Republik Rakyat Cina) pada tahun 1955 tentang penyelesajan “dwikewarganegaraan
- Perjanjian antara Indonesia dengan Muangthai tentang “Ganis Batas Laut Andaman” di sebelah utara Selat Malaka pada tahun 1971.
- Perjanjian “ekstradjsj” antara Republjk Indonesia dan Malaysia pada tahun 1974.
- Perjanjian antara Republik Indonesia dan Australia mengenai pertahanan dan keamanan wilayah kedua negara pada tanggal 16 Desember 1995.
- Perjanjian multilateral
Untuk lebih jelasnya berikut mi adalah beberapa contoh perjanjian multilateral.
- Konvensi Jenewa, tahun 1949 tentang “Perlindungan Korban Perang”.
- Konvensi Wina, tahun 1961, tentang “Hubungan Diplomatik”.
- Konvensi Hukum Laut Internasional tahun 1982 tentang “Laut Teritorial, Zona Bersebelahan, Zona Ekonomi Eksklusif, dan Landas Benua”.
Hal-Hal Penting dalam proses pembuatan perjanjian internasional
Unsur-unsur yang penting dalam persyaratan adalah:- Harus dinyatakan secara forma1/remi, dan
- Bermaksud untuk membatasi, meniadakan, atau mengubah akibat hukum dan ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam perjanjian itu.
Mengenai persyaratan dalam perjanjian internasional, terdapat dua teori yang cukup berkembang, yaitu:
- Teori Kebulatan Suara (Unanimity Principle). Persyaratan itu hanya sah atau berlaku bagi yang mengajukan persyaratan jika persyaratan mi diterima oleh seluruh peserta perjanjian. Contoh: Berdirinya Lembaga Bangsa-Bangsa (LBB) atau PBB yang setiap kali mengeluarkan resolusi atau menerima anggota baru, memerlukan kebulatan suara dan seluruh anggota.
- Teori Pan Amerika. Setiap perjanjian itu mengikat negara yang mengajukan persyaratan dengan negara yang menerima persyaratan. Teori mi biasanya dianut oleh organisasi-organisasi negara Amerika. Contoh: dengan adanya NATO atau AFTA, setiap Negara peserta diberi kesempatan seluas-luasnya untuk berpartisipasi dalam perjanjian yang dibentuk tersebut.
Sumber Pustaka: Erlangga
Loading...