Loading...
Setelah terjadi penangkapan atas tokoh-tokoh PNI, sikap radikalisme dan reaksioner organisasi pergerakan nasional mulai menurun. Partai-partai yang menempuh sikap kooperatif mulai berkembang, sebaliknya partai-partai yang bersikap nonkooperatif mengalami kemunduran. Pada tahun 1931, Partai Nasional Indonesia mengalami perpecahan. Hal itu disebabkan ada sebagian pengurus dan anggotanya yang ingin melanjutkan perjuangan PNI dan ada pula yang ingin mengubah cara-cara lama yang diterapkan oleh PNI. Partai Nasional Indonesia akhirnya dibubarkan oleh Mr. Sartono sebagai pemimpin partai. Ia kemudian membentuk partai baru yang diberi nama Partai Indonesia (Partindo) pada tanggal 30 Apri11931. Asas dan tujuan PNI tetap dipertahankan, demikian pula garis perjuangannya.
Pada akhir tahun 1931, Ir. Soekarno keluar dari penjara karena mendapat pengurangan masa hukuman. Soekarno bergabung dengan Partindo dan giat kembali dengan aksi-aksi pergerakannya. Pada tahun 1932, jumlah anggota Partindo mencapai 20.000 orang dengan 71 cabang tersebar di seluruh Indonesia. Saat itu Ir. Soekarno banyak menulis tentang ide-ide perjuangannya yang dimuat dalam surat kabar Pikiran Rakyat. Salah satu tulisannya yang terkenal berjudul Mencapai Indonesia Merdeka terbit pada tahun 1933. Tulisannya yang dianggap menghasut rakyat itu mengakibatkan penangkapan berulang kembali terhadap dirinya pada tanggal 1 Agustus 1933. Selama Ir. Soekarno dalam pembuangan, Partindo mengalami kemunduran karena kegiatan-kegiatannya semakin ditekan oleh pemerintah. Mr. Sartono menilai keadaan semakin sulit sehingga ia membubarkan organisasi itu.
Daftar Pustaka : YUDHISTIRA
Loading...