Loading...
Adab Takziah Dan Ziarah Kubur
- Adab Takziah
Melayat orang yang mendapat musibah kematian hendaklah dengan adab sopan-santun seperti diajarkan Rasulullah saw.
- Para tetangga atau handai taulan yang bertakziah hendaknya membawa makanan untuk keluarga almarhum.
- Hendaklah berusaha menghibur hati keluarga almarhum seperti menyampaikan ucapan, “Ikut belasungkawa, ikut berduka cita” yang menunjukkan rasa prihatin yang mendalam atas musibah yang menimpanya.
- Hendaklah menvampaikan nasihat agar sabar, pasrah, dan tawakal kepada Allah swt.
- Hendak.lah mendoakan agar Allah memberi pahala dan menggantikan keadaan yang tidak baik itu dengan yang lebih baik.
- Hendaklah mendoakan almarhum agar mendapat keringanan siksa kubur.
- Takziah hendaklah dilakukan tiga han. Waktu tiga han dipandang cukup untuk menghilangkan rasa duka, mengembalikan kepada suasana hidup sehari-hari secara normal.
- Tata Cara dan Hikmah Ziarah Kubur
Kuhur sebazai tempat pemakaman jenazah manusia agar tetap dihormati dan dimuliakan secara wajar. Artinya kubur tersebut tidak boleh disia-siakan atau diperlaukan semena-mena tetapi juga tidak boleh dipuja-puja. Untuk itu, diberikan petnjuk-petunjuk tentang adab berziarah kubur sesuai dengan ajaran Nabi saw.
- Pada waktu masuk pintu gerbang kubur hendaklah mengucapkan salam sebagai berikut.
“Selamat sejahtera para mukminin dan muslimin yang ada di sini. Kami insya Allah akan menyusul kamu. Kami mohon kepada Allah semoga kami dan kamu mendapat keselamatan.” (HR. Muslim dan Ahmad) - Tidak boleh bernazar dengan niat tertentu. Sebab nazar itu hanya ditujukan kepada Allah dan tidak boleh diniatkan untuk makhluk.
- Tidak boleh mencium atau menyapu-nyapu dengan tangan atau dengan saputangan di atas nisan untuk minta berkatnya.
- Tidak boleh membangun taman-taman di sekitar kuburan baik di dalamnya maupun di luar, karena kubur adalah lambang kesederhanaan dan khususnya bukan lambang kemewahan.
- Hendaklah menyampaikan doa-doa kepada Allah yang berisi memohonkan ampunan. memohonkan rahmat, dan memohonkan keselamatannya.
- Tidak boleh menduduki kubur (batu nisannya).
Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya jika seseorang duduk di atas bara api lalu terbakar pakaiannya dan terkelupas kulitnya, lebih baik baginya daripada (azàb) duduk di atas kubur.” (HR. Muslim)
- Doa Ziarah Kubur
Ziarah kubur bukanlah suatu kunjungan untuk rekreasi dan senang-senang, tetapi merupakan kunjungan keprihatinan dan untuk menyatakan rasa senasib dengan para ahli kubur, untuk mengenang jasa dan kebaikan mereka semasa hidup di dunia. Maka para peziarah harus menunjukkan adab sopan-santunnya ketika berziarah.
Dalam pandangan Islam, orang yang masuk ke kubur bukan berarti habis riwayat hidupnya, sudah terputus kehidupannya, sekali-kali tidak demikian. Memasuki alam kubur justru memulai babakan hidup baru di alam kubur berarti tahap permulaan untuk menerima balasan anial perbuatannya. Seorang muslim yang memasuki alam kubur diliputi oleh berbagai kesulitan dan kecemasan, penderitaan dan kesusahan, azab dan siksaan. Kecuali mendapat ampunan rahmat Allah swt., ia tidak mempunyai kesempatan lagi untuk memperbaiki amalnya, untuk bertaubat dan mohon ampunan Allah. Oleh karena itu, kepada orang yang sedang dalam kesusahan, sesuai dengan petunjuk Nabi saw. perlu disampaikan doa-doa guna meringankan penderitaannya.
Di samping itu, bagi peziarah kubur beserta keluarganya, mengingat beratnya siksaan kubur yang akan dialami nanti maka hendaklah berlindung kepada Allah akan azab kubur dan azab selanjutnya di akhirat. Secara khusus peziarah makam Rasulullah saw., Khalifah Abu Bakar, dan Umar yang ketiga-tiganya berada di lingkungan Masjid Nabawi di Madinah, perlu membaca doa khusus untuk ketiga beliau tersebut. Selanjutnya peziarah makam bagi tempat dikuburkannya para sahabat Nabi Muhammad yang lain, makam syuhada Uhud dan lain-lain juga perlu membaca doa khusus untuk mereka.
Doa ketika berziarah
“Semoga Allah memberi keselamatan kepada kamu sekalian, wahai orang-orang mukmin dan muslimin yang berada di kubur mi. Sesungguhnya kami insya Allah akan menyusul kamu. Kami memohon kepada Allah supaya kami dan kamu mendapat keselamatan.” (HR. Muslim)
Sumber Pustaka: Bumi Aksara
Loading...